tribundepok.com – Debat pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Depok yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Depok berlangsung dengan antusiasme tinggi dan berhasil menyedot perhatian masyarakat. Disiarkan secara langsung oleh TV One Minggu malam, 3 November 2024, dari studio di kawasan Epicentrum Jakarta, debat ini mempertemukan Paslon nomor urut 1, Imam Budi Hartono dan dr. Ririn Farabi, dengan Paslon nomor urut 2, Supian Suri dan Candra Rahmansyah.
Debat yang berlangsung dari pukul 20.00 hingga 22.00 WIB itu menampilkan kedua pasangan calon dalam berbagai sesi menarik, mulai dari penyampaian visi-misi, tanggapan atas pertanyaan panelis, hingga sesi tanya jawab langsung antar calon. Kedua pasangan menyampaikan argumen kuat, namun suasana semakin panas ketika isu-isu kritis bagi warga Depok dibahas, seperti infrastruktur, kemacetan, pengangguran, dan kesehatan.
Setelah debat pertama ini, tanggapan publik pun bermunculan, baik dari kalangan pengamat, warga, hingga media sosial. Masing-masing pasangan calon mendapat dukungan dari pendukungnya, namun hasil pantauan media menunjukkan adanya penguatan dukungan signifikan terhadap pasangan nomor urut 2, Supian Suri dan Candra Rahmansyah, yang banyak dianggap tampil lebih meyakinkan.
Laporan Survei Depok Independent: Supian-Candra Meroket, Imam-Ririn Stagnan
Tak lama setelah debat, Lembaga Survei Depok Independent (LSDI) mengumumkan hasil jajak pendapat yang menunjukkan lonjakan elektabilitas pasangan Supian Suri-Candra Rahmansyah. Menurut Direktur Eksekutif LSDI, Muhammad Samad, hasil survei pasca-debat ini mencerminkan peningkatan dukungan signifikan untuk pasangan nomor urut 2.
“Setelah debat, elektabilitas Supian Suri dan Candra Rahmansyah naik drastis. Dalam survei kami, Supian Suri yang sebelumnya di angka 27% kini mencapai 39%, naik sebesar 12%,” ujar Samad. Sementara itu, calon wali kota nomor urut 1, Imam Budi Hartono, masih stagnan di angka 24%.
Hal yang sama juga terlihat pada pasangan wakil wali kota. Elektabilitas Candra Rahmansyah melejit dari 4% menjadi 13%, sedangkan Ririn Farabi justru mengalami penurunan dari 6% menjadi 5%.
Penguasaan Materi dan Sikap Tegas Supian-Candra Diapresiasi Masyarakat
Menurut Samad, kenaikan elektabilitas yang dialami Supian-Candra disinyalir karena kemampuan mereka menguasai materi debat serta gaya komunikasi yang lebih lugas dan meyakinkan. “Masyarakat terlihat merespons dengan baik sikap Supian dan Candra yang terkesan menguasai permasalahan serta mampu memberikan jawaban yang konkret,” lanjut Samad.
Dalam sesi debat, Supian-Candra berhasil memikat perhatian publik dengan solusi realistis dan terarah pada permasalahan Depok, seperti kemacetan lalu lintas dan kekurangan lapangan kerja. Supian secara khusus mengedepankan program infrastruktur yang tidak hanya difokuskan pada peningkatan sarana transportasi, tetapi juga penyebaran titik-titik UMKM di berbagai kecamatan, yang dinilai masyarakat sebagai langkah konkret untuk membuka lapangan kerja baru.
Di sisi lain, Imam-Ririn yang lebih mengutamakan kesinambungan program pemerintahan sebelumnya tampak kurang menonjol. Meski demikian, pasangan nomor urut 1 tetap memperoleh apresiasi karena menawarkan visi yang bersifat inklusif dan menekankan keberlanjutan program sosial.
Antusiasme Publik Meningkat, Menanti Debat Selanjutnya
Keberhasilan Supian-Candra meraih lonjakan dukungan ini tampaknya menambah semangat pendukung pasangan nomor urut 2, yang sejak awal memang dikenal cukup militan. Di berbagai sudut kota, baliho dan spanduk Supian-Candra kian menghiasi jalanan, sementara relawan mereka semakin gencar menggelar sosialisasi dari rumah ke rumah.
Debat pertama ini juga membawa angin segar dalam suasana Pilkada Depok yang semakin hangat. Dukungan masyarakat yang terus meningkat menunjukkan antusiasme warga dalam menentukan pemimpin baru yang akan membawa perubahan nyata di Depok. Banyak yang menantikan debat-debat selanjutnya, berharap dapat melihat lebih dalam bagaimana kedua pasangan calon menawarkan solusi untuk persoalan kota.
Menurut Direktur LSDI, hasil survei ini menunjukkan bahwa performa dalam debat memiliki dampak besar terhadap persepsi pemilih, khususnya pemilih yang masih ragu. “Pasca debat pertama, kami melihat adanya pergeseran preferensi pada pemilih mengambang, yang kini mulai memihak pada Supian-Candra setelah melihat penguasaan materi yang mereka tampilkan,” tambah Samad.
Politik Tanpa Dukungan: Bersaing Secara Positif untuk Masyarakat Depok
Para pengamat politik setempat mengapresiasi kedua pasangan calon yang telah tampil dalam debat dengan tetap menjaga etika politik. Kedua pasangan terlihat tidak saling menjatuhkan, melainkan berfokus pada argumen dan solusi yang mereka tawarkan.
Fenomena peningkatan elektabilitas Supian-Candra ini memberikan indikasi bahwa publik mengharapkan adanya pemimpin yang tidak hanya berwacana, tetapi mampu menawarkan program yang jelas dan sesuai kebutuhan. Sebagai penutup, Samad menyebutkan bahwa pemilih Depok memiliki harapan tinggi akan kepemimpinan yang lebih progresif dan menyentuh langsung kebutuhan mereka.
“Masyarakat Depok tidak hanya menunggu janji, mereka ingin bukti. Mereka menanti pemimpin yang mampu membawa Depok lebih maju dan sejahtera,” ujar Samad mengakhiri keterangannya.
Pilkada Depok 2024 ini bukan sekadar ajang politik, tetapi menjadi kesempatan bagi warga untuk menaruh harapan pada sosok pemimpin yang mampu menghadirkan perubahan. Kedua pasangan kini bersiap menyusun strategi berikutnya menjelang debat-debat berikutnya yang akan semakin menentukan hasil akhir pesta demokrasi di Kota Depok.( Red )