spot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_img
BerandaKhazanahBUDIKDAMBER, BUDI DAYA IKAN DALAM EMBER

BUDIKDAMBER, BUDI DAYA IKAN DALAM EMBER

tribundepok.com – Pertanian tidak harus dengan lahan yang luas, bahkan di perkotaan pun bisa melakukan pertanian, yang bertujuan untuk memperbanyak oksigen dalam kehidupan dan sekaligus sebagai usaha pertanian buah, sayur atau pertanian perikanan yang bersifat budidaya dan ekonomis.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan pemanfaatan lahan pekarangan di lingkungan rumah yang ada atau diatas saluran air yang tidak mengganggu jalan, sebagai contoh program Budikdamber gagasan dari , yang sekaligus sebagai pengurus di Partai Kesejahteraan Sosial dari Bidang EKUNTEK, Ekonomis, Keuangan, Tehknelogi dan Lingkungan Hidup.

Supariyono Anggota DPRD Kota Depok

“Program sistim budikdamber bisa dalam tiga bentuk, diantaranya sistim Irigasi Tetesan, yang baik untuk jenis tanaman hias atau yang bersifat ekonomis seperti jagung, sawi, cabai, tomat ataupun jenis buah buahan ataupun sayuran lainnya, dengan sistim penyiraman dengan waktu yang bersamaan dan langsung kedalam akar tanaman, melalui pipa dan selang yang telah diatur untuk mengalirkan air dari pusat tampungan, “ ujar Supariyono.

Menurutnya kalau penyiraman yang manual, biasanya akan banyak air yang terbuang percuma, sementara yang membutuhan air adalah akar, bukan daun atau buahnya. Ini semua bisa dilakukan dilingkungan tempat tinggal, baik kompleks ataupun non komplek.

Bahkan air yang dipergunakan bisa saja diambil dari limbah air wudhu masjid, mengingat setiap bulannya dari satu masjid bisa membuang air limbah wudhu kurang lebih 2400 liter, sehinga bisa dimanfaatkan, dengan membuat GroundTank air, yang kemudian dibantu dengan mesin untuk dialirkan ketempat yang lebih tinggi agar bisa di pergunaakan penyiraman tanaman tersebut.

“ Sistem lain yakni Sistim Aqua Ponik, yakni menaman sayuran didalam sebuah gelas air mineral ,yang tergantung didalam ember ukuran lima puluh liter dan berisi air yang sudah ditanami ikan cupang, atau jenis lainnya. Kalau lebih hemat dari pakannya sebaiknya ikan yang dibudidaya jenis ikan cupang, “ ujarnya.

Ia pun menambahkan, untuk satu ember berisi air, bisa menampung ratusan ekor ikan cupang, dan juga bisa menghasilkan panen sayuran selama 3 bulan (per lima belas hari/satu kali panen). Hal ini dilakukan, Ikan membutuhkan oksigen dan pakan serta mengeluarkan amoniak, sementara tanaman sayur mayur membutuhan amoniak dan tidak perlu nutrisi. Sehingga satu sama lainnya saling membutuhkan.

“ Menanam dengan sistim Hidroponik, yaitu menanam jenis tanaman yang tergantung dalam air, menggumakan wagah khusus yang telah beri sumbu (pengganti akar) sebagai alat penghisap airnya yang telah dibeeri nutrisi terlebih dahulu. Hal ini tidak bisa dibarengi dengan budidaya ikan. Untuk jenis tanaman hidroponik hanya satu kali panen dalam sebulan,” jelasnya.

Namun Supariyono sedikit menyesalkan masyarakat Indonesia kadang terlalu manja dengan upaya hal yang baru, apalagi untuk sebuah garapan pertanian.

Sementara dalam kondisi yang serba memprihatinkan sekarang ini, mau tidak mau, masyarakat dituntut untuk mandiri dalam mencari solusi kehidupannya.

Dengan demikian, pemerintah dari tingkat kelurahan (Kasie Ekbang) yang ada sampai ke dinas terkait, harus berani mencari terobosan baru untuk kepentingan masyarakat, jangan bisa hanya menunggu dan menjalankan gelontoran program dari dinas saja. Saaya berharap semua bisa berinovasi dan berimprovisasi agar dalam menghadaspi era sekarang ini tidak menjadi beban. ( toro)

 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
error: tribundepok.com