tribundepok.com–Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mengeluarkan peringatan serius saat mencatat lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya. Dengan 55 kasus terkonfirmasi hingga Kamis (25/1/2024), keprihatinan pun mengemuka, terutama mengingat prediksi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menandai Februari 2024 sebagai puncak kasus penyakit tersebut.
Menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Depok, Umi Zakiati, lonjakan kasus DBD terjadi dibandingkan dengan Desember 2023 yang mencatat 54 kasus. Meski peningkatannya tidak signifikan, namun langkah antisipasi menjadi hal yang mendesak.
“Langkah-langkah antisipasi sangat penting. Kami melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian, dengan fokus pada memberantas nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor virus,” ungkap Umi Zakiati Jumat (26/1).
Salah satu upaya yang dilakukan adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), bersama dengan Gerakan 3M plus Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). Namun, tantangan semakin besar dengan faktor iklim yang berubah dan fenomena El Nino yang telah menyebabkan peningkatan angka kejadian kembali.
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menggarisbawahi bahwa kasus DBD di Indonesia terus meningkat dalam sepuluh tahun terakhir, seiring dengan perubahan iklim. Prediksi puncak kenaikan kasus pada Februari 2024 menjadi alarm bagi pihak berwenang, menuntut langkah-langkah proaktif untuk mengatasi ancaman tersebut.
Dalam konteks ini, peran serta masyarakat juga menjadi krusial dalam memastikan keberhasilan upaya pencegahan dan pengendalian DBD. Dinkes Kota Depok mengimbau agar semua pihak memperhatikan kebersihan lingkungan dan mengikuti petunjuk pencegahan yang telah disosialisasikan.
Dengan harapan bahwa tindakan-tindakan ini dapat mempersempit lonjakan kasus DBD dan mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkannya, Dinkes Kota Depok bersama instansi terkait terus bekerja keras untuk melindungi kesehatan masyarakat.( Joko Warihnyo )