![](https://tribundepok.com/wp-content/uploads/2022/04/WhatsApp-Image-2022-04-20-at-13.27.54-169x300.jpeg)
H. Muhamad Irfan
tribundepok.com – Kepala KUA Kecamaran Cimanggis , H. Muhamad Irfan mengatakan di bulan Ramadhan memang pelayanan untuk pernikahan bisa dikatakan tidak ada selain pendataan pra nikah .
“Tapi di bulan Syawal permintaan pernikahan cukup tinggi , bahkan jadwal sampai akhir bulan ini pun sudah terisi dan terus berjalan ,” ujar H. M. Irfan
Meski demikian KUA Cimanggis mengisi jam kerjanya dengan sidak dan sosialisasi Simas ke berbagai masjid dan musholla.
” Masih banyak masjid/musholla di Cimanggis yang belum memahami tentang pentingnya SIMAS ( Sistem Informasi Madjid ). Jadi kami berupaya sosialisasi sampai saat ini baru sekitar 30-40 an yabg sudah punya ID, ” ujarnya.
Ia pun mengungkap beberapa manfaat dengan mendaftarkan masjid atau musalha dalam SIMAS. Di antaranya, memudahkan rekomendasi permintaan dan memperoleh Surat Keterangan Terdaftar (SKT) SIMAS untuk membuka Rekening Bank Syariah Indonesia (BSI) atas nama masjid/musholla.
Karena pendaftaran permohonan bantuan kepada Kemenag juga dilakukan secara online. “Karenanya, masjid atau musholla perlu mendaftarkan diri di SIMAS. Dengan mendaftar akan memiliki ID dan terkonek di media sosial digital yang dapat diakses masyarakat.
Setelah terdaftar dalam SIMAS, masjid atau musholla dapat ikut serta dalam program dan layanan kemasjid secara nasional.
Cara mendaftarkan Masjid atau Musholla ke SIMAS menurut H. BñM Irfan dapat dilakukan melalui operator SIMAS di Kantor Urusan Agama (KUA) atau Kemenag terdekat dengan sejumlah persyaratan.
Terkait pencanganan tahun 2022 sebagai tahun toleransi oleh menteri agama dan KUA berada di bawah Kemenag, Kepala KUA Cimanggis ini juga membiasakan jajaran untuk mensosialisasikan pentingnya toleransi.
” Tapi saya juga tidak setuju dengan pemberitaan bahwa Depok kota intoleran, dasar penilaiannya apa. rasa justru sebaliknya, Depok ini kota toleransi yang pertama bahkan mungkin terbaik se-Jawa Barat ,” paparnya.
Ia pun menjabarkan, seperti juga Jakarta, penduduk Depok sangat heterogen, bermacam-macam suku , ras ,agama dan budaya ada di sini.Tapi di Depok tidak ada konflik , hubungan antar warga terjaga baik.
“Banyak rumah ibadah dari berbagai agama berdekatan tanpa ada gesekan,” kilahnya .(d’toro)