Cerita Margo 331
tribundepok.com – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kecamatan Cilodong ternyata lebih tinggi dari IPM Kota Depok.
” IPM Kecamatan Cilodong mencapai angka di atas rata-rata kota yakni 82,40 sedangkan Kota Depok 81,88. Masih ada 4 kecamatan yang IPM nya di bawah rata rata kota. IPM dinilai berdasarkan terpenuhinya 3 komponen seperti kesehatan, pendidikan dan daya beli masyarakat di wilayah tersebut. Dan ini cukup membanggakan, bisa dibilang pembangunan di kecamatan ini berhasil,” ujar Supian Suri mengapresiasi. Namun dirinya juga mengingatkan hal ini tak boleh membuat berpuas diri.
Apresiasi tersebut disampaikan dalam sambutannya saat membuka acara musrenbang tingkat kecamatan Cilodong.
Kegiatan ini dihadiri pula oleh empat anggota DPRD Qurtifa Wijaya, Taufik, Rienova Serry Donie dan Rudi Kurniawan, perwakilan Bappeda, para Lurah dan LPM serta Ketua Tp. PKK SE kecamatan Cilodong, Tajudin dari FKKS dan Danramil.
Supian Suri yang mewakili walikota Depok cukup gembira karena banyak anggota dewan yang menyempatkan hadir , ini menunjukkan perhatian dan tanggungjawab untuk memajukan wilayahnya.
” Saya apresiasi peserta yg hadir, stake holder dan dewan semua lengkap, semoga aspirasi warga Cilodong tercapai. Kegiatan ini bukan seremonial tapi bagian dari komitmen kita semua untuk kepentingan kita bersama,” ujarnya.
Senada dengan Supian Suri, Qurtifa Wijaya yang juga hadir berharap apa yang diajukan dalam Musrenbang ini akan bermanfaat bagi masyarakat. Ia pun menambahkan satu keresahannya. Meski IPM tinggi ia cukup miris dengan bidang pendidikan.
” Saya ingin di Cilodong pemerintah menambahkan jumlah SMA negeri lagi, sekarang baru ada 1 SMA yakni SMAN 8. Itu sangat lah kurang,” ujarnya Qurtifa .
Seperti diketahui iPM kan terkait hal mendasar, seperti kesehatan, pendidikan dan daya beli. Tapi untuk pendidikan di Cilodong ada 5 kelurahan dan kita hanya punya 1 SMAN.
” Terkait zonasi masih banyak keluhan warga yang anaknya mau masuk SMP dan SMAN masih perlu tambahan. Itu akan salah satu yang akan perjuangkan ,” janjinya menutup pembicaraan. ( d’toro)
