tribundepok.com – Dalam keterangan Pers pada Sabtu (6/10/2024), Wakil Komandan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah, menyoroti urgensi pemimpin yang memahami dinamika geopolitik dunia. Dengan kondisi geopolitik dunia yang tengah tidak stabil, ia menekankan perlunya transisi kepemimpinan yang cepat untuk menghadapi tantangan global.
Menurut Fahri, Perang Ukraina dan Rusia, Konflik Israel dan Palestina, serta ketegangan antara Amerika dan China, secara signifikan memengaruhi konstelasi dunia. Dia menyatakan bahwa Indonesia harus selalu siap untuk beradaptasi, mengingat potensi perubahan dalam rantai pasok dan bahkan ancaman perang terbuka.
“Pemimpin yang paham dan disegani di dunia internasional sangat diperlukan. Suksesi kepemimpinan harus dilakukan secara cepat dan efektif,” ujar politisi Partai Gelora tersebut.
Fahri melihat bahwa Indonesia memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, seperti memanfaatkan bonus demografi secara maksimal dan melanjutkan pembangunan yang telah dimulai. Menurutnya, untuk menjadi negara maju, Indonesia harus segera mengambil peran strategis tanpa mundur ke belakang.
Pandangannya terhadap pilpres yang bisa dilaksanakan dalam satu putaran menunjukkan keyakinannya bahwa hal ini akan mempercepat konsolidasi nasional. “Sekali putaran ini menghemat tidak hanya uang, tetapi juga energi dan waktu bangsa. Kita mengurangi energi dan waktu untuk suksesi dan segera kembali mulai bekerja. Ini akan mempercepat konsolidasi nasional,” ungkapnya.
Fahri Hamzah menekankan bahwa kesempatan ini terbuka lebar bagi Prabowo-Gibran untuk memimpin Indonesia dengan satu putaran. Dalam pandangannya, Prabowo adalah satu-satunya figur capres yang memiliki pengalaman dan wibawa untuk menciptakan diplomasi luar negeri yang kuat dan menimbulkan efek segan di kalangan internasional.
“Kesempatan sekali putaran ini hari ini terbuka lebar bagi bangsa Indonesia. Dan dari sisi kompetensi politik luar negeri, tidak perlu diragukan. Pak Prabowo adalah satu-satunya figur capres hari ini yang memiliki pengalaman yang cukup serta wibawa untuk menciptakan diplomasi luar negeri yang kuat serta menimbulkan efek segan di kalangan internasional,” tutup Fahri.*
