tribundepok.com – Dalam debat kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Depok 2024 yang berlangsung Kamis malam (14/11/2024), pasangan calon nomor urut 2, Supian Suri dan Chandra Rahmansyah, menegaskan visi mereka untuk menciptakan kesempatan yang setara bagi seluruh anak Depok agar bisa melanjutkan pendidikan hingga jenjang sarjana. Disiarkan secara langsung oleh iNews TV, debat ini berlangsung panas, dengan kedua pasangan saling mempertajam visi mereka di hadapan masyarakat.
Chandra Rahmansyah, calon Wakil Wali Kota Depok, menekankan bahwa pihaknya ingin membawa keadilan sosial dalam pendidikan. Ia menyatakan bahwa seluruh anak di Kota Depok berhak mendapat kesempatan kuliah, tidak hanya satu anak per keluarga.
“Kami akan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warga Kota Depok. Jadi, bukan sekadar satu keluarga satu sarjana, tapi seluruh anak Depok bisa kuliah,” ujarnya penuh semangat.
Ia juga menegaskan bahwa anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Depok yang mencapai lebih dari Rp 4 triliun cukup untuk menjamin pendidikan berkualitas.
“Anggaran yang dimiliki Kota Depok sangat mencukupi. Dengan kolaborasi bersama universitas-universitas, seluruh anak Depok bisa mendapat akses ke perguruan tinggi,” lanjutnya.
Tidak hanya soal pendidikan, pasangan nomor urut 2 ini juga menyentuh isu migrasi dan pembangunan infrastruktur. Pernyataan Imam Budi Hartono dan Ririn Setyaningsih, pasangan calon nomor urut 1, terkait migrasi penduduk dan program keluarga berencana (KB) justru mendapat kritikan tajam dari Chandra. Menurutnya, membicarakan migrasi dalam konteks keluarga berencana adalah sesuatu yang tidak relevan.
“Ini ibaratnya seperti Jaka Sembung bawa golok, tidak nyambung. Apa hubungannya mencegah migrasi dengan KB? Jelas ini hal yang berbeda,” sindir Chandra dalam debat.
Chandra menegaskan bahwa migrasi penduduk lebih erat kaitannya dengan pembukaan ruang ekonomi baru, dan bukan dengan upaya pengendalian kelahiran.
Ia memberikan contoh sukses pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam membuka akses transportasi di berbagai wilayah, termasuk Jalan Trans Papua, sebagai upaya menciptakan ruang-ruang ekonomi baru yang pada akhirnya menarik migrasi penduduk ke wilayah tersebut.
“Langkah konkret dalam mengelola migrasi penduduk adalah pembangunan infrastruktur yang mendukung mobilitas masyarakat. Migrasi bukan soal membatasi, tapi soal menyediakan akses agar wilayah-wilayah baru bisa tumbuh dan berkembang,” kata Chandra.
Di tengah-tengah argumen ini, Chandra juga mengajak masyarakat Depok untuk lebih kritis dalam memahami program yang disampaikan para kandidat.
“Migrasi dan KB itu dua hal yang berbeda. Ciptakan infrastruktur yang baik, buka akses transportasi, maka ruang ekonomi akan terbuka dan migrasi akan mengalir ke arah yang mendukung pertumbuhan,” jelasnya.
Debat ini menampilkan visi berbeda dari kedua pasangan calon. Supian dan Chandra lebih menekankan pembangunan infrastruktur dan akses pendidikan yang merata, sedangkan pasangan Imam-Ririn dinilai kurang memberikan penjabaran yang konkret terhadap gagasan mereka.
Debat yang berlangsung penuh dinamika ini menjadi salah satu momen penting dalam menentukan arah pembangunan Kota Depok di masa mendatang.( JW )