spot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_img
BerandaNasionalBukan Hanya Kata Agama, KPK Juga Mencegah Orang Masuk...

Bukan Hanya Kata Agama, KPK Juga Mencegah Orang Masuk Neraka

tribundepok.com – Menteri Agama (Menag), Nazaruddin Umar, menyampaikan pandangannya yang unik mengenai peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia. Dalam sebuah kesempatan yang disiarkan lewat kanal YouTube KPK, Nazaruddin mengungkapkan bahwa program pencegahan korupsi yang dijalankan KPK bukan hanya berfokus pada aspek hukum, namun juga turut mencegah seseorang untuk masuk neraka.

“Apa yang dilakukan oleh KPK sebenarnya itu artinya pencegahan neraka. Saya ingin mengatakan bahwa dengan adanya KPK, banyak sekali orang tercekal untuk tidak masuk neraka,” ungkap Nazaruddin dengan tegas, Rabu (12/3), dikutip

Pernyataan Menteri Agama ini menggambarkan bahwa pencegahan korupsi bukan hanya masalah hukum, namun juga masalah moral dan spiritual yang mendalam. Menurutnya, tindakan korupsi adalah perbuatan haram yang dapat merusak keberkahan hidup dan dapat membahayakan kehidupan setelah mati, sebagaimana ditekankan dalam banyak ajaran agama.

Nazaruddin melanjutkan, meskipun KPK seringkali dipandang sebagai lembaga yang menegakkan hukum dengan cara yang keras dan tegas, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak melihat KPK hanya sebagai sesuatu yang menakutkan.

“Jangan melihat KPK itu wah, itu seram dan sebagainya. Justru kita harus menjadikan KPK sebagai vitamin untuk menjalani kehidupan yang bergairah,” ujar Menag Nazaruddin.

Menag juga menegaskan bahwa integritas bukan hanya menjadi kewajiban hukum, tetapi juga kewajiban agama. Ia mengutip sebuah hadis Nabi Muhammad SAW yang menyerukan umat untuk berkata jujur meskipun kebenaran itu pahit.

“Korupsi adalah tindakan yang haram, dan setiap daging yang tumbuh dari harta haram hanya bisa dibersihkan dengan api neraka,” tegasnya.

Pendekatan agama dalam membentuk kesadaran moral menjadi sorotan penting dalam paparan Menag. Ia menjelaskan bahwa untuk menciptakan perubahan yang mendalam dalam masyarakat, bahasa agama memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan bahasa birokrasi yang terkesan teknis.

Sebagai contoh, dalam menghadapi isu lingkungan hidup, Nazaruddin menyatakan bahwa apabila kita menggunakan bahasa agama seperti “dosa jika Anda membakar pohon”, maka pesan tersebut akan lebih efektif menyentuh hati dan kesadaran masyarakat.

Pemahaman yang serupa juga harus diterapkan dalam pemberantasan korupsi. Nazaruddin menilai bahwa perlu ada upaya dramatisasi untuk menggambarkan dampak buruk korupsi sebagai sebuah kejahatan kemanusiaan yang sangat serius.

Ia menekankan pentingnya menanamkan pemahaman ini sejak dini kepada masyarakat, agar mereka tidak terbiasa dengan praktik korupsi, sekecil apapun bentuknya.

Menteri Agama juga mengingatkan tentang “wilayah abu-abu” yang menjadi celah bagi banyak orang untuk terjerumus dalam praktik korupsi tanpa disadari. Baginya, pengendalian diri menjadi sangat penting, terutama bagi pejabat publik yang rentan untuk tergoda melakukan tindakan yang melanggar etika dan hukum.

“Tingkat pengendalian kita harus lebih tinggi daripada kita menjadi orang biasa,” ujarnya

Sebagai kesimpulan, Nazaruddin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menginternalisasi ajaran agama yang kuat, diharapkan individu-individu di masyarakat dapat lebih sadar akan tanggung jawab moral mereka, yang pada gilirannya akan membentuk budaya anti-korupsi yang lebih solid.

Kolaborasi antara negara, lembaga hukum, dan elemen keagamaan dinilai oleh Menag Nazaruddin sebagai langkah strategis untuk mengikis budaya korupsi di Indonesia. Sebab, perjuangan melawan korupsi tidak hanya soal aturan dan hukuman, tetapi juga tentang membangun kesadaran dan tanggung jawab moral dalam diri setiap individu.

Dengan demikian, pencegahan korupsi yang digalang oleh KPK tidak hanya berperan dalam menjaga integritas bangsa di dunia, tetapi juga dapat mencegah terjerumusnya individu ke dalam dosa yang membawa mereka kepada kehidupan yang lebih buruk di akhirat.*

Editor : Joko Warihnyo

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
error: tribundepok.com