tribundepok com – Mohammad Idris Wali Kota Depok, menjadi pembina apel pagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Senin pagi (04/09/2023).
Pada kesempatan tersebut, dirinya memotivasi ASN melalui kisah inspiratif pensil dan penghapus yang digunakan nenek saat menulis di hadapan cucunya.
“Belajar dari sebuah kisah seorang anak kecil (cucu nenek) yang lagi melihat neneknya menulis di atas kertas, lalu, si anak bertanya, nenek sedang apa?, jawab si nenek, ya sedang menulis,” cerita Kyai Idris, sapaan Wali Kota Depok, di sela-sela apel pagi tersebut.
“Menulis tentang kegiatan kita ya nek? Apakah menulis tentang saya? Tanya si cucu, kemudian jawab nenek, saya menulis tentang kamu nak,” lanjutnya.

“Tetapi bukan itu yang terpenting, kata si nenek, yang terpenting adalah pensilnya,” sambungnya.
Kyai Idris pun mengungkapkan alasan pensil menjadi penting seperti yang disampaikan sang nenek kepada seorang anak kecil.
Menurut Kyai Idris, ada lima hal yang diungkapkan nenek, pertama, sehebat apapun seseorang ketika nanti menjadi orang besar, tidak lepas dari ketergantungan kepada tangan yaitu tangan Tuhan.
Jadi, jangan hanya mengandalkan kehebatan diri sendiri, tangan Tuhan jauh lebih hebat.
Kedua, lanjutnya menirukan cerita nenek kepada cucunya itu, ketika pensil diraut, tentu merasa sakit tetapi sebentar sakitnya, setelah itu dia akan melaju melakukan pekerjaannya yang luar biasa.
“Makanya nanti kalau kamu sudah besar, tidak terlepas dalam hidup dari rasa sakit dan sedih, jangan berkepanjangan dengan rasa-rasa itu, tetapi setelah rasa sedih itu kamu akan melakukan sesuatu yang dahsyat,” katanya.
Ketiga, kata si nenek ujar Kyai Idris, pensil yang bagus biasanya ada pendampingnya yaitu penghapus, maka pelajaran apa yang bisa kita ambil dari penghapus, bahwa ketika diri sendiri salah dan kesalahan ini dihapus, janganlah merasa tersinggung.
“Bahkan kita bersyukur dan berterima kasih bahwa kesalahan kita sudah dihapus dan kita bisa memperbaiki dengan sesuatu yang lebih baik,” terangnya.
Selanjutnya, pelajaran keempat yang ingin disampaikan si nenek kepada cucunya yaitu hal yang terpenting bukan yang nampak dari pensil tersebut dengan warna-warna yang indah.
Tetapi, sambung Kyai Idris, apa yang ada di dalam pensil ini yang juga menjadi bagian terpenting.
“Maka dari itu, dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan kamu saat dewasa nanti, jangan lupa melihat dalam diri kamu, jiwa dan hati kamu, agar selalu bersih, motivasi yang baik dengan tidak ada sesuatu ambisi yang hanya material, tetapi kamu punya Tuhan, punya saudara, punya teman-teman dan sesama,” ungkapnya.
“Itulah pentingnya untuk melihat ke dalam seperti kita melihat pensil ini, gravit yang ada di dalamnya yang terpenting yang menggerakkan si pensil untuk terus menulis,” ujarnya.
Pelajaran yang terakhir dari kisah ini, adalah pensil ketika dituliskan akan meninggalkan bekas. Tergantung apa yang dia tulis.
“Untuk itulah dalam hidup pasti kamu akan meninggalkan bekas-bekas kehidupan bagi orang-orang setelah kamu, karena itu, tulislah kesan-kesan yang baik agar bisa meninggalkan bekas yang baik,” pesannya.
“Itu pelajaran dari pensil yang diberikan oleh seorang nenek kepada cucunya untuk kehidupan,” ucapnya.
“Mudah-mudahan kita juga bisa belajar dari kisah pensil ini untuk memperbaiki kinerja kita di lingkungan Pemkot Depok,” katanya.
“Selamat bertugas melaksanakan karya-karya nyatanya untuk masyarakat Kota Depok, sehingga dengan karya-karya itu, kita bisa menghasilkan berbagai penghargaan, bukan hanya penghargaan, baik dalam pandangan manusia tetapi juga dalam pandangan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa,” tutup Kyai Idris.(Red)