tribundepok.com – Calon Wali Kota Depok nomor urut 2, Supian Suri, menekankan pentingnya kemampuan membaca Al-Quran bagi anak-anak di Depok dalam kampanye yang dilangsungkannya di Meruyung, Kecamatan Limo, Selasa (15/10/2024). Supian mengungkapkan keprihatinannya terkait rendahnya tingkat kemampuan baca Al-Quran di kalangan lulusan sekolah dasar (SD) di Depok, serta mengajukan sejumlah solusi strategis untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam pidatonya, Supian menyebutkan data yang menunjukkan hanya 30 persen atau sekitar 12.000 dari 32.000 lulusan SD di Depok yang mampu membaca Al-Quran. “Ini artinya sekitar 20.000 anak belum bisa membaca kitab suci kita, dan ini masalah serius yang harus segera ditangani,” ujarnya.
Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Baca Al-Quran
Supian menilai, rendahnya kemampuan anak-anak Depok dalam membaca Al-Quran disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kurangnya pembelajaran agama yang memadai baik di rumah maupun di sekolah. Ia menggarisbawahi pentingnya peran orang tua dalam pendidikan agama, namun mengakui bahwa banyak orang tua di Depok terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga waktu untuk mendampingi anak-anak dalam belajar agama menjadi terbatas.
“Orang tua sibuk bekerja, sementara anak-anak lebih sering dihadapkan pada hiburan digital seperti ponsel atau TV. Ini menjadi salah satu penyebab anak-anak kurang terpantau dalam belajar membaca Quran,” jelas Supian.
Komitmen Supian Suri: Perkuat Peran Guru Agama dan Program Wajib Belajar Quran
Sebagai solusi, Supian Suri berkomitmen untuk memperkuat peran guru agama dan pembimbing rohani di Depok. Ia menekankan bahwa meskipun saat ini sudah ada sekitar 2.000 guru yang diperhatikan oleh pemerintah, jumlah tersebut perlu ditingkatkan agar lebih banyak guru agama yang dapat terlibat aktif dalam mengajarkan Al-Quran di sekolah-sekolah.
“Kami akan memberdayakan lebih banyak guru lekar dan diniah untuk mengajar di sekolah-sekolah dasar negeri. Kami ingin memastikan bahwa anak-anak mendapatkan pembelajaran agama yang intensif dan berkualitas,” paparnya.
Supian juga merencanakan program wajib belajar Quran bagi siswa SD Muslim di Depok. Menurutnya, program ini akan membantu meningkatkan kemampuan baca Al-Quran anak-anak sejak dini. “Kami akan menerapkan sistem wajib belajar Quran satu jam sebelum pelajaran utama dimulai. Anak-anak yang belum bisa membaca Quran akan didata dan diberikan pendampingan khusus,” tambahnya.
Memulihkan Warisan Budaya Depok
Sebagai putra asli Depok, Supian menekankan bahwa kemampuan membaca Al-Quran adalah bagian dari budaya dan identitas masyarakat Depok yang perlu dilestarikan. Ia menggambarkan bagaimana dulu masyarakat Depok terkenal dengan dua kemampuan utama, yaitu kemampuan bela diri dan kewajiban membaca Al-Quran.
“Ini adalah warisan budaya yang sangat berharga, dan kita harus jaga bersama. Membaca Al-Quran adalah bagian dari identitas orang Depok, dan kita ingin tradisi ini terus hidup di tengah-tengah masyarakat kita,” tegas Supian.
Harapan untuk Masa Depan Anak-anak Depok
Supian berharap, dengan adanya program wajib belajar Al-Quran, anak-anak Depok tidak hanya akan mampu membaca kitab suci ini dengan lancar, tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi keluarganya di masa mendatang. Ia menambahkan bahwa salah satu tujuan dari program ini adalah agar anak-anak Depok dapat mendoakan orang tua mereka ketika sudah tiada, sebuah tradisi yang sangat dihormati dalam agama Islam.
“Kita ingin agar anak-anak dan cucu kita kelak dapat membacakan Al-Quran untuk kita ketika kita sudah tiada. Ini adalah investasi spiritual yang sangat penting,” tutupnya.
Dengan visi dan program yang berfokus pada pendidikan agama dan moral, Supian Suri berharap dapat membangun Depok sebagai kota yang religius dan berbudaya, tanpa mengandalkan politik uang. Ia berkomitmen untuk menjalankan pemerintahan yang pro-rakyat dengan program-program yang membawa perubahan nyata bagi kesejahteraan masyarakat.***
