tribundepok,com – Siapa bilang belajar dari rumah mematikan kreatifitas guru ? Hal itu ditampik oleh Farida Nurbaeti, Kepala sekolah SMPN 26. Pasalnya di saat harus memberikan pengajaran dari rumah para gurunya harus mampu menyampaikan pembelajaran secara baik dan menarik, Dan itu membutuhkan kreatifitas lebih misalnya bagaimana agar apa yang disampaikan mudah dimengerti.
“ Kemudian terpikirkan bagaimana murid yang belum memahami pelajaran dan ingin mempelajari ketertinggalannya ?? Problema seperti ini tak hanya terbatas pada siswa siswa SMPN 26 saja , tapi siswa dari sekolah lain. Maka kami mendorong para guru menyajikan pembelajaran melalui YouTube SMPN 26. Ternyata benar cukup banyak siswa sekolah lain yang mengikuti,” papar Farida bangga.
Meski demikian niatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim agar anak anak bisa kebangku sekolah juga ditanggapi positif oleh Farida. Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) harus segera dimulai, sebab dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir dua tahun Belajar Dari Rumah ( BDR ) mengakibatkan hilangnya masa pembelajaran ( learning loss ) karena sulit mengukur hasil pembelajaran anak yang tidak terkontrol kemampuan menyerap pelajarannya, pelaksanaan tugasnya, dan lain sebagainya,
Ini keinginan semua pihak bahwa anak anak lebih baik kembali ke bangku sekolah . Orang tua sudah cukup stress menghadapi anak yang BDR, tentang penyediaan kuota, menghadapi anak yang tidak menangkap pembelajaran yang disampaikan secara daring, malas menyelesaikan tugas
Setiap sekolah diminta mengkondisikan sekolah dalam keadaan aman sesuai protocol kesehatan.
“ Sebenarnya lingkungan sekolah pastinya lebih aman, pasti menjalan prokes dan diawasi satgas Covid, Bahkan kondisi ini lebih aman buat siswa daripada di rumah ataupun lingkungan pergaulannya, Di sana belim tentu dia memakai masker, jaga jarak dan lain sebagainya, “ ujar Farida menutup pembicaraan .(toro)
