tribundepok.com – Kelurahan Pondok Jaya menggelar kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) dengan nara sumber dari Dinas Pendidikan , Deasy Martini dan dari Ketua Pokja PAUD kel. Pondok Jaya Miss Icha Zakiah dipendopo Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Cipayung Kamis (12/10/23).
Tercatat 12 PAUD baik yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan ataupun Kementerian Agama (RA) , mengikuti kegiatan tersebut. Hadir dalam kegiatan tersebut Camat Camat Cipayung Hasannurdin , Ketua TP. PKK Kelurahan Pondok Jaya, Rodiyah, Babinsa dan Binmas Kelurahan Pondok Jaya.
Menurut Lurah Pondok Jaya , Nurman Hakim, kegiatan tersebut bagian dari Pencanangan Gerakan Nasional Paud Berkualitas Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015 diturunkanlah dari kebijakan itu Perpres no 10 tentang pengembangan anak usia dini holistik integratif. Dan Perpres no 87 tentang pendidikan karakter.
” Yang ingin dituju adalah PAUD Holistik integratif, jadi harus bisa semuanya tidak hanya pendidikannya saja tapi juga lainnya seperti menyampaikan informasi kepada orang tua siswa misalnya terkait pola asuh balita , Posyandu, imunisasi, polio dan lainnya Tujuannya antara lain turut mencegah stunting di wilayahnya. Karena stunting itu tidak melulu karena faktor ekonomi, tapi bisa juga karena faktor pola asuh yang salah, gen dan banyak lainnya” tuturnya.
Hal ini memang relevan karena PAUD Holistik merupakan bagian dari 8 unsur Kampung Caraka ( Kampung Cerdas Tambah Keluarga) , salah satu program unggulan Pemkot Depok.
” Kampung Caraka adalah kampung yang berada di level RW dengan program lintas sektor terintegrasi. Tujuannya untuk mewujudkan Ketahanan Keluarga (Family Resilience) dan Kampung Cerdas (Smart Kampung). Di wajibkan setiap RW memiliki satu lokus Kampung Caraka agar jelas terlihat progres peningkatan sumber daya manusianya,” ujar Nurman Hakim.
Khusus kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Cipayung fokusnya ada di RW 02.
Menurut camat Cipayung Hasannurdin terdapat delapan kegiatan terintegrasi yang akan berjalan di Kampung Caraka. Di antaranya, Posyandu Multifungsi Digital, Pos Paud, Pusat Konseling dan Informasi Remaja (PIK-R), RW Ramah Anak.
Kemudian, ada Kampung KB, Pekarangan Pangan Lestari atau Rumah Pangan Lestari, Posbindu, dan Kampung Iklim (Proklim).
” Motor penggerak Kampung Caraka adalah Posyandu, karena Pemerintah Kota Depok tengah berupaya penuh untuk menekan angka stunting,” jelasnya.
Ia menuturkan, prinsip terbentuknya Kampung Caraka adalah integrasi, solutif, kolaborasi, pemberdayaan, dan inovasi. Dengan begitu, visi Kota Depok yang maju, berbudaya, dan sejahtera dapat tercapai.
Hasannurdin pun menambahkan sejumlah program yang secara terintegrasi dilaksanakan untuk mencegah stunting misalnya program PKK bersama PLKB dan Puskesmas yakni setiap calon pengantin harus 55 menanam pohon katuk dan kelor, terutamanya kelor. Karena pohon ini mengandung zat tertentu yang bisa mencegah stunting .
” Dan kita juga bekerja sama dengan KUA , jadi sebelum ada sertifikat elektronik siap hamil ( elsimil ) KUA tidak mau memberikan rekomendasi. Ini bekerjasama dengan puskesmas yang memberikan pemeriksaan dan teman- teman kader KB yang selalu menginformasikan kepada RT/RW supaya dia itu membuka elsimil nya,” paparnya.
Di kecamatan Cipayung setiap tahun kita mengadakan kegiatan pra nikah, sebelum nikah diberi pengetahuan sejak dini bagi yang sudah 17 tahun ke atas , tidak masalah mau nikah kapan yang penting sudah tahu apa yang harus dikerjakan jika nanti menikah.
” KUA melalui segi agamanya , Dinas Kesehatan memberi pengetahuan dari segi kesehatannya, reproduksi nya” ujarnya mencontohkan sejumlah upaya mencegah stunting sejak dini di wilayahnya. (d’toro)
