tribundepok.com – Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia baru saja merilis hasil survei terbaru yang memperlihatkan perkembangan dinamika elektoral di Jawa Barat. Dalam survei bertajuk “Siapa Kuat di Jawa Barat? Dinamika Elektoral Mutakhir di Tanah Pasundan”, pasangan calon Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie menunjukkan peningkatan elektabilitas yang mulai menantang dominasi pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam pemaparannya Senin (14/10/2024), menyebutkan bahwa pasangan Dedi-Erwan saat ini masih unggul dengan angka elektabilitas mencapai 75,7 persen. Namun, pasangan Syaikhu-Habibie, yang diusung oleh PKS dan Nasdem, mulai merangkak naik dengan angka elektabilitas 13,8 persen, meningkat dari survei sebelumnya.
“Peningkatan elektabilitas Syaikhu-Habibie ini meski belum signifikan, namun cukup menjadi alarm bagi tim pemenangan paslon lain. Ada potensi yang masih bisa digarap, terutama di wilayah perkotaan,” ungkap Burhanuddin.
Perbandingan Posisi Elektabilitas Paslon
Dalam survei yang dilakukan pada periode 3-12 Oktober 2024 tersebut, pasangan Acep Adang-Gitalis berada di posisi ketiga dengan perolehan 4,2 persen, disusul oleh pasangan Jeje-Ronal yang meraih 2,7 persen. Adapun partisipan yang belum menentukan pilihan atau tidak menjawab mencapai 3,6 persen.
Pada bulan September 2024, survei Indikator menunjukkan elektabilitas Syaikhu-Habibie di angka 10,98 persen. Dalam waktu satu bulan, pasangan ini mengalami kenaikan meski masih tertinggal jauh dari Dedi-Erwan yang masih dominan.
“Pada simulasi top of mind Calon Gubernur, Syaikhu awalnya hanya 2,2 persen, sekarang naik menjadi 9,2 persen. Meski kenaikannya landai, ini menunjukkan bahwa Syaikhu mulai menyaingi Dedi Mulyadi,” tambah Burhanuddin.
Tantangan Bagi Syaikhu-Habibie
Meski ada peningkatan, Burhan menekankan bahwa waktu menjadi musuh utama bagi pasangan Syaikhu-Habibie. Ia mengingatkan tim pemenangan paslon nomor urut 3 ini untuk lebih aktif memperkenalkan calonnya, terutama di pedesaan, yang menjadi basis suara terbesar di Jawa Barat.
“Memang tidak ada cara lain bagi Syaikhu-Ilham selain ‘gaspol’ di waktu yang tersisa. Keterbatasan waktu kampanye dalam Pilkada kali ini menjadi tantangan besar, ditambah dengan kebutuhan logistik yang tidak sedikit. Harus kampanye tanpa henti, ibaratnya kampanye 48 jam sehari,” ujar Burhan dengan nada serius.
Ia juga menekankan pentingnya memaksimalkan kesempatan di debat Pilgub Jabar yang akan datang. Debat ini dinilai menjadi momen krusial bagi Syaikhu-Habibie untuk meningkatkan elektabilitas mereka, terutama di kalangan pemilih perkotaan.
“Dengan debat Pilgub yang disiarkan nanti, harapannya penonton banyak, sehingga kesempatan untuk paslon lain menambah suara semakin besar,” tambahnya.
Perhatian pada Perkotaan: Peluang Terakhir Syaikhu-Habibie
Sementara itu, Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, menyebut bahwa salah satu strategi yang dapat diambil oleh pasangan Syaikhu-Habibie adalah fokus pada pemilih perkotaan, mengingat lawan mereka, Dedi-Erwan, lebih unggul di pedesaan.
“Meski Dedi-Erwan mendominasi di pedesaan, Jawa Barat juga memiliki jumlah pemilih perkotaan yang cukup besar. Ini bisa menjadi peluang bagi Syaikhu-Habibie untuk merebut suara di sana,” ujar Djayadi.
Ia juga menambahkan bahwa dengan dukungan kuat dari basis loyal PKS di daerah perkotaan, peluang pasangan Syaikhu-Habibie untuk meraih elektabilitas lebih tinggi masih terbuka lebar. Namun, perlu upaya lebih keras dan strategi kampanye yang tepat.
“Syaikhu-Ilham harus bisa menarik perhatian di kota-kota besar, sehingga elektabilitas mereka bisa meroket. Tidak hanya harus Asih, tapi juga harus Asik. Ini peluang terakhir yang harus dimaksimalkan,” tambah Djayadi.
Harapan pada Debat Pilgub
Dengan waktu kampanye yang semakin sempit, debat publik menjadi sorotan utama untuk mengubah dinamika pemilihan. Syaikhu-Habibie diharapkan bisa tampil maksimal dalam debat dan menyampaikan visi-misinya dengan jelas, terutama dalam hal-hal yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas.
Peningkatan elektabilitas yang dialami oleh pasangan Syaikhu-Habibie ini menandakan bahwa Pilgub Jabar 2024 masih menyisakan kejutan. Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi pilihan pemilih, hasil akhirnya masih sulit diprediksi. Pasangan Syaikhu-Habibie memiliki peluang untuk terus meraih simpati publik, asalkan bisa mengatasi tantangan waktu dan logistik dengan bijak.*