tribundepok.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok menyelenggarakan Forum Rencana Kerja (Renja) Tahun 2026 di Aula Lantai 3 Rumah Sakit Bhayangkara Brimob pada Senin (10/03/2025). Forum ini menjadi ajang penting untuk membahas berbagai isu strategis yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan bidang kesehatan demi mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik di Kota Depok.
Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati, dalam sambutannya menyampaikan sejumlah prioritas yang menjadi fokus pada tahun 2026. Salah satu isu utama yang dibahas adalah pemenuhan dan peningkatan akses layanan kesehatan di seluruh wilayah Depok. Menurut Mary, hal ini akan dilakukan melalui pemenuhan sarana dan prasarana, serta penyediaan alat kesehatan di fasilitas kesehatan milik pemerintah.
Selain itu, pemerataan pembangunan Puskesmas dan pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan juga menjadi perhatian utama.
“Selain itu, kami juga akan fokus pada penyediaan rumah sakit (RS) dan layanan unggulan, khususnya untuk layanan ginjal, yang merupakan program unggulan dari Wali Kota Depok dalam bidang kesehatan,” ujar Mary Liziawati, yang juga menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sektor kesehatan di Kota Depok.
Isu strategis lain yang turut dibahas adalah pencegahan dan penanggulangan penyakit. Dinkes Depok berkomitmen untuk mengeliminasi kasus tuberculosis (TBC) serta menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) bagi masyarakat. Selain itu, mereka juga akan memperkuat penanggulangan zoonosis (penyakit yang ditularkan antara hewan dan manusia), serta terus meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular.
“Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular maupun tidak menular tetap menjadi prioritas kami. Imunisasi dan pelayanan kesehatan jiwa juga akan terus diperkuat,” tambahnya.
Tidak kalah penting, fokus Dinkes Depok pada tahun 2026 juga mencakup percepatan penurunan angka stunting yang menjadi salah satu isu kesehatan krusial. Sebagai bagian dari strategi tersebut, Dinkes akan melaksanakan berbagai program, seperti pencegahan anemia pada remaja, penguatan skrining dan kesehatan reproduksi calon pengantin, serta penguatan surveilans gizi untuk memastikan status gizi masyarakat, khususnya pada balita.
“Kami juga akan fokus pada penurunan angka kematian ibu dan bayi dengan penguatan pelayanan antenatal care serta pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis,” ungkap Mary.
Selain itu, Dinkes Depok akan terus memperkuat keamanan pangan untuk memastikan kualitas makanan yang dikonsumsi masyarakat, serta memperkuat sistem kesehatan di tingkat masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan.
“Pemberdayaan masyarakat dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, penyehatan lingkungan, serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) menjadi bagian penting dalam mendukung program kesehatan yang kami jalankan,” tambahnya.
Melalui berbagai langkah strategis ini, Mary Liziawati berharap dapat tercipta perubahan yang signifikan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Depok. “Harapannya, dengan penerapan isu-isu strategis ini, kami dapat mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan yang berdampak positif bagi seluruh masyarakat Depok,” tutup Mary.
Forum Renja yang digelar Dinkes Depok ini menjadi momentum penting untuk merancang langkah-langkah konkret yang akan dilaksanakan dalam dua tahun mendatang guna mengatasi berbagai tantangan kesehatan di kota tersebut. Dengan berbagai program yang direncanakan, Dinkes Depok berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Depok secara keseluruhan.***