tribundepok.com – Kegiatan Workshop tersebut merupakan upaya peningkatan kompetensi kepala sekolah dan guru kelas 6. Workshop ini dirasa amat diperlukan kerena beberapa tahun belakangan nilai USBN memang cenderung menurun. Di dua Kecamatan Tapos dan Sukmajaya, kegiatan tersebut diikuti dengan antusias oleh para kepala sekolah dan guru SD.
Menurut Arief Suryadi, K3S Kecamatan Sukmajaya, yang ditemui Tribun Depok. “ Esensi yang mendasar tatkala masih ada seorang guru kebingungan dalam beri peniilaiaan dengan kurikulum 2013 yang berbeda dengan penilaian sebelumnya bentuk penilaian yang diterapkan yakni sikap, perilaku dan ketrampilan.
Hal ini wajar, tambahnya, mengingat eplementasi kurikulum 2013 baru dilksanakan pada tahun 2019 dan yang dihadapi terakhir adalah kelas enam yang selama ini hanya mendapatkan pengetahuan kurikulum KTSP-2006 . Oleh karena itu workshop semacam ini sangat dibutukan. Pelaksanaan kegiatan ini dalam satu tahun bisa dilaksanakan 5 kali dan anggarannya diambil dari APBD dan ada juga kegiatan yang anggarannya diambil dari APBN.
Kegiatan workshop yang diselenggarakan di Kecamatan Tapos dengan motto : Guru Semangat Siswa Hebat Prestasi Meningkat. Materi umum yang diberikan antara lain terkait kebijakan dinas pendidikan, bagaimana menangani siswa yang akan ujian, penyusunan materi soal HOT ( High Order Thinking Skill ) , bukan hanya knowledge tapi pemahaman dan analisa siswa untuk menyelesaikan tugas . “ Pemateri dalam workshop ini antara lain pengawas-pengawas dari Dinas Pendidikan Kota Depok. Tapos dinilai perlu menyelenggarakan workshop lantaran tahun 2019 mengalami penurunan peringkat kelulusan dari lima turun hingga peringkat ke 9,” ujar Suhyana – Kabid SD .
Menurut Euis Damah Kurniati, K3S Kecamatan Tapos, acara workshop di wilayahnya diikuti 79 SD ini antara lain bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru kelas enam . “ Dengan adanya peningkatan mutu pengetahuan guru maka akan bisa menghasilkan produk soal untuk meningkatkan nilai siswa. Dengan program ini agar gurur guru bisa menyiapkan siswa jelang ujian USBN dengan berbagai macam pelatihan melalui soal HOT yang dibuatnya,” tutur Euis.
Selain menggelar workshop, K3s bersama gugus satu hingga lima dan guru menyelenggaran KKG dengan membentuk panitia dari lima gugus yang ada. “ Kami tidak ingin menyalahkan siapapun jika terjadi penurunan nilai, lebih baik introspeksi diri. Kami menghimbau kepala sekolah agar bisa kerjasama dengan orang tua siswa untuk mengejar nilai yang terlihat ada kelemahan, mungkin guru ada yang membuat tegang siswa dalam penyampaian materi pembelajaran, “ ujar Euis menutup pembicaraan. (toro)