tribundepok.com – Pencairan Bansos APBD banyak dikeluhkan masyarakat kota Depok, karena ketidak merataan, keterlambatan penyaluran, ketidak validan pendataan dan sebagainya. Ujung ujungnya RT dan RW lah yang mendapat tudingan terkesan ada permainan. Keluhan ini disampaikan oleh warga kelurahan Tirtajaya ke posko gugus tugas percepatan penanggulangan Covid 19 Kelurahan Ttirtajaya, kecamatan Sukmajaya. Laporan tersebut langsung diterima oleh M. Imron Lurah Tirtajaya. Selaku Pembina .
“ Kami sudah mendaftar dan juga menyertakan KK. Tetapi saat bantuan datang nama kami tidak ada ,” keluh Metty yang kesehariannya sebagai pedagang seblak di bilangan GDC. Pengaduan senada juga datang dari ibu Noni yang suaminya juga sebagai buruh yang sudah di rumahkan dari pekerjaannya.
Lurah Imron hanya bisa beri pengertian dan penjelasan kepada warganya bahwa kebijakan tersebut dari Dinas Sosial, siapa yang berhak menerima bantuan yang memang sangat terbatas sehingga tak bisa memenuhi keseluruhan pemohon.
“ Kami hanya bisa menerima laporan saja untuk diteruskan kepada yang berwenang bahwa bantuan yang ada masih sangat kurang dibanding yang membutuhkan Jadi bukan salah RT/RW yang tidak mendata dengan benar, “ ujar Imron.
Meski demikian pihaknya juga turut prihatin dengan kebutuhan masyarakat. Untuk itu dengan dana pribadi Ia pun memberikan sekedar bantuan paket sembako untuk meringankan beban penderitaan warga. Imron berharap kepada warga Tirtajaya yang berkecukupan, khususnya yang ada di wilayah RW 06 – 10 bisa melakukan subsidi silang.
“ Bantuan dari sesama warga yang lebih mampu akan meringankan beban saudara kita yang masih kekurangan . Kami juga sangat bersyukur adanya kepedulian sesama warga. Disini hampir setiap hari ada 400 paket nasi box dari warga RW 06,07 dan 08 yang dibagikan untuk masyarakat sekitarnya, “ ujar Imron menutup pembicaraan. (toro)