spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
BerandaSeputar DepokUniversitas Indonesia Mendorong Pendekatan Minimal Invasif dalam Penanganan Kanker...

Universitas Indonesia Mendorong Pendekatan Minimal Invasif dalam Penanganan Kanker Ginekologi

tribundepok com – Prof. Dr. dr. Hariyono Winarto, SpOG, Subsp. Onk, baru saja diangkat sebagai guru besar Universitas Indonesia (UI) dalam Bidang Ilmu Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran (FK) UI. Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Peran Pendekatan Minimal Invasif untuk Diagnosis dan Tatalaksana Ginekologi Yang Lebih Baik” di Aula IMERI FKUI kemarin (Rabu, 24/1), Prof. Hariyono menyoroti pentingnya pendekatan minimal invasif dalam menangani kanker ginekologi.

Menurut Prof. Hariyono, angka kejadian kanker ginekologi di Indonesia masih tinggi, dengan kanker leher rahim termasuk dalam lima besar kanker dunia. Data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menunjukkan peningkatan kasus kanker serviks sebanyak 64%, kanker ovarium sebanyak 16%, dan kanker endometrium sebanyak 20% selama tahun 2022. Untuk mengatasi tantangan ini, Prof. Hariyono mendorong pendekatan minimal invasif dalam penanganan kanker ginekologi.

Pendekatan minimal invasif dalam pembedahan ginekologi terdiri dari laparoskopi dan histeroskopi. Teknik laparoskopi memungkinkan dokter untuk melakukan operasi melalui sayatan kecil, yang menghasilkan pemulihan yang lebih cepat, perdarahan yang lebih sedikit, dan risiko infeksi yang lebih rendah. Selain itu, pendekatan ini juga mengurangi bekas parut dan meminimalkan rasa nyeri bagi pasien. Meski begitu, penggunaan pendekatan minimal invasif membutuhkan biaya awal yang lebih tinggi dan memerlukan waktu pembelajaran yang lebih panjang bagi tim operasi.

Selain dalam pembedahan, pendekatan minimal invasif juga penting dalam skrining kanker ginekologi. Metode diagnosis kanker endometrium yang minimal invasif, seperti analisis metilasi DNA, menawarkan tingkat ketepatan diagnostik yang tinggi, terutama pada pasien dengan gejala perdarahan pasca-menopause.

Prof. Hariyono juga telah melakukan berbagai penelitian terkait kanker ginekologi, seperti penelitian tentang Distinguishing Uterine Fibroid with Cystic Degeneration vs Ovarian Cystic Malignancy (2023) dan Prevalensi Infeksi Human Papilloma Virus Risiko Tinggi pada Wanita dengan Positif Human Immunodeficiency Virus di Dunia (2023).

Pengukuhan Prof. Hariyono sebagai guru besar UI, yang dipimpin oleh Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., dihadiri oleh sejumlah tokoh penting di bidang kedokteran dan akademisi, termasuk Direktur RS PELNI, Komite Hukum Perumahsakitan RSPAD GS, Ketua Umum POGI, Guru Besar Institut Teknologi Bandung, Ketua Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia, dan Guru Besar FK Universitas Padjajaran.

Prof. Hariyono menamatkan pendidikan di FKUI untuk program S1 Dokter (1995), Spesialis Obstetri dan Ginekologi (2003), dan S3 Biomedik (2014). Saat ini, ia menjabat sebagai Kepala Divisi Onkologi Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM serta Asisten Manajer Inovasi dan Kekayaan Intelektual, Tim Kerja Penelitian RSCM.( Joko Warihnyo )

tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
error: tribundepok.com