tribundepok.com – Kantor Dinas Kesehatan Kota Depok yang berada dilingkungan Balaikota mendadak gaduh situasinya sempat tegang akibat ada salah satu Anggota DPRD Depok marah-marah di loket pelayanan dinas kesehatan Rabu ( 30/8/2023).
Anggota DPRD Depok bernama Hengky pun angkat bicara soal dirinya marah dan mengamuk di loket pelayanan bantuan sosial (bansos) di Dinas Kesehatan.
Kedatangan anggota dewan dari fraksi PKS ke Pelayanan Bansos Kesehatan Dinkes Kota Depok tersebut memiliki alasan jelas untuk menemui dan membantu keluarga pasien yang tidak mampu mendapatkan Bansos dari Dinas Kesehatan.
“Saya datang untuk menemui keluarga pasien yang sedang berjuang untuk mendapatkan bantuan bansos kesehatan dengan pemberkasan yang sedang dilengkapi. Yang mendasari kemarahan saya, keluarga pasien sudah melengkapi pemberkasan, diantaranya pemberkasan persyaratan Vaksin. Namun persyaratan vaksin itu dibilang palsu. Disitu saya ngamuk dan marah besar di loket pelayanan,” kata Hengky dikutip SINDE.
“Awalnya saya bicara baik-baik di loket, tidak langsung bilang kalau saya anggota DPRD, hanya diketahui sebagai keluarga pasien. Ya sekalian sidak atau ngetes pelayanan Dinkes Depok,” jelas Hengky.
Hengky mengungkapkan, bahwa keluarga pasien saat melakukan vaksin Covid 19 di Polrestro Depok.
“Kita konfirmasi ke keluarga pasien, ternyata vaksinnya di polrestro Depok. Kemudian, pihak polrestro menerangkan ke bagian loket pendaftaran bansos, namun petugas pelayanan dengan sombongnya tidak mau menerima penjelasan itu. Dan ia tetap mengklaim bahwa vaksin itu palsu,” ungkapnya.
Hengky menuturkan pernyataan vaksin palsu itu memungkinkan keluarga pasien tidak akan menerima bansos kesehatan senilai 70 juta.

Anggota DPRD Depok Mengamuk di Loket Pelayanan
“Jika tetap dibilang vaksin palsu, artinya keluarga pasien tidak akan menerima Bantuan bansos senilai 70 juta. Dan ini keluarga tidak mampu, itu yang membuat saya sangat marah,” tegasnya.
Hengky menilai petugas bernama Ibu Nofa tersebut tidak pantas berada di bagian pelayanan bansos.
“Karakter Ibu Nofa memang congkak dan tidak pantas buat di bagian pelayanan bansos. Dalam hal ini saya akan berkomunikasi di bagian BKSDM,” imbuhnya.
Sementara kepala dinas kesehatan Kota Depok,Mary Liziawati dikonfirmasi lewat sambungan telpon dan WA hingga berita ini diturunkan belum merespon memberikan keterangan klarivikasi. ( JK )