spot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_img
BerandaJawa BaratTangani ABK Cibinong, Dinsos Bentuk Parent Support Group

Tangani ABK Cibinong, Dinsos Bentuk Parent Support Group

tribundepok.com – Tak mudah menangani anak berkebutuhan khusus (ABK), butuh pendekatan dan penanganan khusus sesuai kebutuhan mereka. Di Kabupaten Bogor terdata ada 1690 anak berkebutuhan khusus. Menyadari kondisi tersebut Dinsos Kabupaten Bogor berupaya untuk merangkul sejumlah pihak yang biasa bersinggungan dengan ABK seperti Sekolah Alam Permata Disabilitas Indonesia (Permadani), Sanggar Wicara, Jendela Ibu, LKS, LK3 Dinsos dan lainnya. Pembentukan parent support ini dikomandoi langsung oleh Farid Ma’rup, Kadinsos Kabupaten Bogor.

” Ini merupakan bagian dari upaya kita untuk penanganan keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Metode yg kita lakukan adalah coaching clinic dimana penanganannya itu berangkat dari keluarga dan lingkungan. Tapi tak berhenti disitu kita bergerak lebih komprehensif , akan berlanjut juga ke masalah pendidikan, ekonomi dan lain lain. Rancangannya sudah kita siapkan tinggal pelaksanaannya saja,” papar Farid.

Hadir dalam pembentukan Parent Support ini selain perwakila ortu ABK eantara lain Sopia dari LK 3 Dinsos, Fitri Kabid Rehabsos dan Ferry dari BPJS kabupaten Bogor; Joice Amelia dari Sekolah Alam Permadani, Sandy (Jendela Ibu), Euis H (Sanggar Wicara),, Sejumlah perwakilan sekolah juga menandatangani MoU Parent Support.

Dikesempatan tersebut Sandy dan Euis juga berbagi pengetahuan. Berdasarkan pengalamannya sebagai ayah dari dua anak ABK Sandy sebagai perwakilan Jendela Ibu berbagi strategi penanganan ABK. Sementara Euis H dari Sanggar Wicara memberikan parenting pada orang tua ABK yang hadir.

Dengan tema How to Deal with Special needs Children . Pengenalan disabilitas , hubungan orang tua dengan disabilitas dan bagaimana menghadapi permasalahan mereka..

Euis punya alasan kenapa memberikan parenting itu perlu . ” Cukup banyak orang tua ABK punya anak tapi dia tidak kenal dengan kesulitannya, makanya orang tua perlu diedukasi, perlu pendampingan, jika orang tua sudah paham maka dia akan tahu bagaimana mentreatnya, tahu langkah langkahnya” ujarnya.

Euis pun menambahkan, dari setiap jenis ketunaan ABK punya ke khas an tersendiri, juga derajatnya masing masing., misalnya autistik ada yg ringan, sedang dan berat. Kalau untuk penanganan kognitif yang paling berat autistik . Karena cara berpikir nya berbeda dari kita, kalau kita dua langkah mereka tiga langkah . Kalau tidak paham konsep tidak akan bisa belajar. Penting komunikasi dua arah antar ortu dan anak ABK itu perlu, kalo ortu gak paham apa yang dimaui anak, putus tuh komunikasi.”

Terkait keinginan orangbtua agar anaknya bisa mandiri bahkan berprestasi, Euis menjabarkan perlunya membangun rasa kepercayaan diri dan memberinya kesempatan mengeluarkan kemampuan.

Kegiatan Coaching Clinic ini menurut Farid Ma’rup merupakan peran serta pemerintah dalam penanganan ABK.
” Harus ada pihak yang peduli paling tidak untuk bukan menjamin tapi setidaknya mengupayakan bahwa mereka memiliki masa depan dan kesempatan yang sama. Karena ini masih pilot project, masih uji coba kita minta dibackup dengan keputusan bupati,” paparnya.

Menurut Farid jika uji coba ini sudah berjalan dan efektif ,kita akan evaluasi , kita tahu kurangnya dimana lemahnya dimana, bisa jadi kedepannya kita tingkatkan dengan peraturan bupati/ peraturan daerah .

Selain itu Farid berupaya menggandeng peranserta BPJS. ” Setidaknya kita undang dulu untuk diskusi. Banyak keluhan dari bapak ibu tentang tingginya biaya pemeriksaan anak berkebutuhan khusus. Ssya berharap jika dibicarakan mungkin kedepan bisa ada kebijakan BPJS untuk ABK ini,” ujarnya berharap. ( d’toro )

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
error: tribundepok.com