tribundepok.com – Keseharian Refine Zahida disekolah Nampak biasa. Yang tak biasa adalah prestasinya. Anak kedua dari 3 bersaudara putri Abdurrohim Sufandi ini sudah jadi penulis diusianya yang masih belia, 12 tahun. Novelnya yang berjudul Selalu ada Cara Untuk Bangkit, cukup laris dipasaran dan itu memotivasi dia untuk segera melahirkan novel keduanya.
Menurut Nur kholilah, ibundanya yang juga guru salah satu SD, bakat Refine sudah terlihat sejak kecil. Refine punya hobby membaca, menggambar dan menulis. Ia juga pernah menjadi duta literasi waktu kelas 4 di SDIT Al Fatih Cipayung, saat itu terkait Literasi Ramadhan.” Ia juga pernah mendapat penghargaan WJLRC ( West Java Leaders Reading Challenge) ketika berhasil membaca 20 buku dalam sebulan dan dibuat fishbon (menerangkan isi buku dan hikmahnya) di sekolah SD nya dulu kebetulan sekolahnya termasuk sekolah literasi,” ujar Nur Kholilah.
Bakat Refine dalam tulis menulis didukung penuh oleh Abdurrohim Sufandi ayahnya yang penterjemah dan penulis, ia selalu mensuport kegiatan Refine tak hanya menulis cerpen dan novel tetapi juga dibidang literasi seperti seminar membuat buku. Menurut ibunya, selain peran orang tua, gurunya semasa SD juga berjasa dalam memotivasi Refine jadi penulis buku. Dial ah yang mendorong Refine menulis novel setelah ujian nasional sehingga akhirnya bisa diterbitkan saat dia SMP.
Di SMPN 20 Refine juga memperoleh dukungan. Komar Suparman, MPd, kepala sekolahnya mengapresiasi bakat Refine dan mendorongnya untuk jadi penulis handal. “ Bakat yang dimiliki Refine harus tetap dikembangkan, ia harus terus belajar agar tulisannya semakin baik dan menarik. Ini juga akan memotivasi siswa lain agar gemar membaca dan berani menulis. Saya bangga padanya , saya harap dia tetap rendah hati dengan keberhasilannya, ” pungkas Komar. (Toro)