google-site-verification=Q8IqhJlJ-8kubb5NQVbJk3WGTzny8GJUwXqKF5Nb4Nk
BerandaSeputar DepokPulang Haji, Camat Sukmajaya Kawin Lagi
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pulang Haji, Camat Sukmajaya Kawin Lagi

tribundepok.com – Camat Sukmajaya kembali naik kepelaminan kali ini disaksikan sejumlah pejabat Depok seperti walikota dan wakil walikota, tokoh-tokoh masyarakat Sukmajaya, anggota Kumpulan Orang-Orang Depok (KOOD) dan masyarakat umum. Bahkan ‘kawin lagi’ juga bakal jadi trend di Depok lantaran beberapa camat lain bahkan walikota sudah menyatakan keinginan melakukan hal yang sama. Tapi jangan khawatir ini bukan soal poligami. Mereka naik pelaminan kembali dengan istri sah masing-masing. Dan ini semua terlaksana dalam acara Bebesanan Kampung Pembauran, demi melestarikan budaya Betawi di Depok ini.

“Perkawinan” Camat Sukmajaya Tito Ahmad Riyadi berlangsung Minggu (22/9) di Kecamatan Sukmajaya. Dalam cara keriaan terserbut juga ditampilkan tatacara pernikahan ala Betawi lengkap dengan Palang Pintu dan aneka tampilan kesenian Betawi seperti gambang kromong, tari-tarian dan lain sebagainya dalam panggung hiburan.

Memang DKI Jakarta mengakui bahwa kesenian Betawi adalah miliknya. Tetapi sesungguhnya di Depok ini cukup banyak warga dan seniman Betawi yang bermukin disini. Menurut tokoh masyarakat dan saudagar Betawi Depok sangat penting untuk dilestarikan dan disosialisasikan. Terutama pada generasi muda yang belakangan kuat terkontaminasi budaya luar seperti Korea, Jepang dan Barat.

“ Ini kearifan lokal dan budaya kita jangan sampai hilang begitu saja. Setelah sosialisasi di sini akhir bulan ini kita akan buat juga di Kecamatan Tapos menyusul juga kecamatan kecamatan lain. Kalau bukan kita siapa lagi yang melestarikan,” himbaunya.

Menurut H.Yahman , KOOD dan warga Betawi lainnya juga sudah siap untuk mensosialisasikan budaya Betawi sebagai konten kurikulum sekolah di Depok. “ Kami juga sudah siap jika diminta menyediakan tenaga pengajarnya bisa dari berbagai sisi, bahasanya, keseniannya seperti tari- tarian, musik atau juga olahraganya seperti silat Betawi. Kami siap mengajak para pemuda mengenal, memahami dan mencintai Budaya Betawi sebagai kekayaan Depok,” ujarnya.

Menurut Muhammad Idris, upaya melindungi budaya Betawi di Depok ini sudah punya payung hukum. “Bukan cuma Perwa tentang pakaian dan budaya , tetapi juga ada SK Gubernur Jawa Barat. Hanya saja beliau tidak menyebutnya Budaya Betawi melainkan Budaya Melayu Depok. Tak ada yang salah karena memang budaya di Depok ini sedikit banyak berbaur antara Betawi, Sunda, dan juga berbagai budaya yang dibawa pendatang yang bermukim di wilayah ini.

Lebih lanjut Idris mengapresiasi langkah yang diambil Forum Pembauran Kebangsaan dan KOOD dalam melestarikan budaya. Ia berharap dengan adanya orang-orang yang peduli ditambah paying hokum yang ada budaya Betawi ataupun Budaya Melayu depok ini bisa tetap terpelihara. (Toro)

spot_imgspot_imgspot_img
tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
tribundepok.com