tribundepok.com – Tren alarm penyakit kronis di kalangan generasi muda Indonesia menarik perhatian dunia pada tahun 2023, dengan peningkatan kasus diabetes mencapai 70 kali lipat dibandingkan 13 tahun sebelumnya, menurut laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Terlebih mengkhawatirkan, prevalensi tertinggi terjadi pada kelompok usia 10-14 tahun, mencapai 46%.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga menyoroti faktor-faktor yang berkontribusi, termasuk pola makan tidak sehat dan tingkat stres. Dalam upaya menanggapi masalah ini, Chintya Maulini, seorang mahasiswa Program Studi Komunikasi di Universitas Pertamina (UPER), telah mengembangkan program inovatif bernama Fix My Food.
Chintya terpilih sebagai anggota Youth People’s Action Team (YPAT) Asia Pasifik yang digagas oleh UNICEF. “Saya melihat pemuda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam memajukan sektor kesehatan,” ungkap Chintya. “Melalui program ini, saya ingin meningkatkan kesadaran anak muda terhadap pentingnya makanan sehat dan mengajak mereka untuk lebih bijak dalam konsumsi makanan cepat saji.”
Selain fokus pada kesadaran individu, Chintya juga bertujuan untuk melibatkan berbagai pihak, termasuk kaum muda, influencer, selebriti, dan pengusaha makanan di Asia Pasifik dalam kampanye Fix My Food.
Prestasinya mendapat apresiasi dari Rektor UPER, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A Kasir MS, yang menegaskan komitmen UPER dalam mendukung mahasiswa untuk berperan dalam skala global. “Kurikulum UPER disesuaikan dengan kebutuhan industri dan sosial,” jelas Prof. Wawan. “Mahasiswa kami dilatih untuk menghadapi tantangan global dan kami menyediakan dukungan dalam bentuk pembimbingan karir serta koneksi dengan praktisi industri global.” ( Red )
