tribundepok.com – Universitas Indonesia (UI) terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan riset dan teknologi melalui pengukuhan tiga Guru Besar Tetap Fakultas Teknik (FT) Rabu (5/3/2025). Salah satu yang menarik perhatian adalah pengukuhan Prof. Dr. Ir. Dodi Sudiana, M.Eng., sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Rekayasa Teknologi Penginderaan Jauh. Acara pengukuhan yang digelar di Balai Sidang Kampus UI Depok ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya peneliti ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan kepala pusat riset teknologi satelit BRIN.
Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Teknologi Rekayasa Penginderaan Jauh: Pilar Transformasi Indonesia menuju Kemandirian Big Data dan AI”, Prof. Dodi mengungkapkan betapa pentingnya teknologi penginderaan jauh dalam mendukung transformasi digital Indonesia. Teknologi ini, menurutnya, telah menjadi pilar penting dalam berbagai sektor, mulai dari pemantauan lingkungan, perencanaan kota, pertanian presisi, hingga mitigasi bencana. Dengan memanfaatkan data satelit, kecerdasan buatan (AI), dan analitik Big Data, penginderaan jauh diyakini dapat menjadi pondasi utama dalam mendukung kemandirian Indonesia di era digital.
“Ke depan, kemandirian dalam teknologi Big Data dan AI berbasis penginderaan jauh sangat penting untuk meningkatkan daya saing bangsa serta mendukung kebijakan strategis nasional, termasuk dalam ketahanan pangan, mitigasi bencana, dan pengelolaan sumber daya alam,” ungkap Prof. Dodi dalam pidatonya.
Sebagai seorang ahli dalam bidang penginderaan jauh dan kecerdasan buatan, Prof. Dodi menekankan bahwa teknologi ini sangat relevan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo, terutama dalam mendukung kemandirian ekonomi, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta memperkuat infrastruktur berbasis data geospasial. Prof. Dodi juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan industri dalam membangun ekosistem penginderaan jauh yang berdaulat dan inovatif.
Teknologi penginderaan jauh yang dipelopori oleh Prof. Dodi memiliki kontribusi signifikan dalam berbagai penelitian strategis. Di antaranya adalah pemetaan kawasan pertanian atau lahan sawah dengan akurasi tinggi, pemantauan potensi kebakaran hutan dan lahan, deteksi penyempitan hutan mangrove, serta penurunan tanah menggunakan teknologi Synthetic Aperture Radar (SAR) Interferometry (InSAR). Selain itu, ia juga terlibat dalam deteksi banjir di kawasan urban menggunakan data SAR, yang merupakan inovasi penting dalam mitigasi bencana di Indonesia.
Sebagai pemimpin dari Artificial Intelligence and Data Engineering Research Center (AIDE-RC) FTUI, Prof. Dodi memimpin berbagai riset interdisipliner, termasuk pengembangan sistem klasifikasi bencana berbasis AI dan teknologi radar untuk pemetaan wilayah pesisir. Riset-riset ini diharapkan dapat membawa dampak signifikan dalam penanggulangan bencana dan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.
Sebelum meraih gelar Guru Besar ke-22 UI yang dikukuhkan pada tahun 2025, Prof. Dodi telah menempuh pendidikan Sarjana Teknik di FT UI pada tahun 1990, kemudian melanjutkan studi Magister di Keio University, dan meraih gelar Doktor di Chiba University dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Acara pengukuhan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh terkemuka di bidang riset dan teknologi, di antaranya Prof. Dr. Ir. Dony Kushardono, M.Eng., Peneliti Ahli Utama BRIN; Prof. drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, M.S., Ph.D., APVet, DACCM., Guru Besar IPB; serta Dr. Wahyudi Hasbi, Kepala Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN. Kehadiran para tokoh ini menggambarkan pentingnya dukungan lintas sektor dalam mempercepat penerapan teknologi penginderaan jauh di Indonesia.
Prof. Dodi Sudiana, dengan dedikasinya yang tinggi dalam riset dan teknologi, menjadi bagian integral dari upaya Indonesia untuk mencapai kemandirian teknologi, terutama dalam pengelolaan data besar dan kecerdasan buatan. Dengan adanya penelitian dan inovasi yang dipelopori oleh para akademisi seperti Prof. Dodi, diharapkan Indonesia dapat memanfaatkan potensi besar teknologi ini untuk menghadapi tantangan global di masa depan.( Red )