tribundepok.com – Bandung – Dalam sebuah laporan yang menggugah kesadaran, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat mengungkapkan bahwa angka pengangguran terbuka di Jawa Barat kini mencapai 1,86 juta, sebuah angka yang terus menurun pasca pandemi COVID-19.
Teppy Wawan Dharmawan, Kadisnakertrans Jabar, menyatakan bahwa meskipun terjadi penurunan jumlah pengangguran, sektor UMKM dan informal terus bergeliat di Jawa Barat.
“Pasca COVID-19, UMKM dan sektor informal terus bergeliat. Terserap sebanyak 300 ribu tenaga kerja, membuktikan bahwa pasca pandemi, perekonomian mulai pulih,” ujarnya dengan optimisme, usai mengunjungi ITB Integrated Career Days 2024 di Sabuga, Bandung,kemarin
Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus menggenjot upaya untuk mengatasi angka pengangguran di wilayahnya. Mereka berambisi agar angka pengangguran kembali turun menjadi 300 ribu jiwa di tahun 2024 ini.
“Kita terus merumuskan secara sistematik, dengan target penurunan pengangguran hingga 5 persen, menjadi 1,3 juta dari 1,86 juta seperti tahun sebelumnya,” tuturnya dengan keyakinan yang kuat.
Terkait sektor-sektor yang dapat menyerap tenaga kerja di Jawa Barat, Teppy menyebutkan bahwa sektor formal dan informal diharapkan dapat berperan dalam mengurangi angka pengangguran.
“UMKM adalah salah satu sektor yang paling tangguh, namun kita juga memperhatikan sektor industri formal. Investasi menjadi kunci, tetapi kita harus memperhatikan jenis investasi yang sesuai dengan kebutuhan daerah,” jelasnya.
“Investasi di sektor baterai, misalnya, tetap memberi harapan bagi industri mandiri dan kreatif yang telah terbukti memberikan kontribusi signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Barat,” tambahnya,
Ia juga menekankan pentingnya kerjasama antara sektor pemerintah dan swasta dalam mengatasi masalah pengangguran di tengah situasi yang masih labil akibat pandemi.
Dengan ambisi yang besar dan strategi yang terencana, Pemprov Jabar berkomitmen untuk memberikan solusi konkret bagi warga Jabar yang terdampak oleh situasi ekonomi saat ini, sembari membuka peluang-peluang baru bagi kemajuan ekonomi daerah.*