tribundepok.com –“Ada empat rencana program yang akan dijalankan dengan rumusan 14 kegiatan pada 37 sub kegiatan terkait kearsipan dan perpustakaan,” tutur Kepala Diskarpus Kota Depok, Siti Chaerijah.
Hal itu dirumuskan dalam kegiatan Forum Rencana Kerja (Renja) Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskarpus) Kota Depok Tahun 2024 di aula Gedung Perpustakaan Kota Depok, Rabu (22/02/23).
Siti merinci, empat program tersebut meliputi program pembinaan perpustakaan dengan indikator kinerja program untuk tingkat kegemaran membaca masyarakat. Kemudian, program penunjang urusan pemerintah daerah, program pengelolaan arsip, dan program perlindungan dan penyelamatan arsip.
” Tingkat keberadaan dan kebutuhan arsip dapat digunakan sebagai bahan pertanggungjawaban seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara,” papar Siti Chaerijah.
Selain itu ada keinginan agar Depok kedepannya bisa memiliki Diorama berbasis IT.
” Kita ingin punya diorama berbasis IT tapi belum bisa selain tempat belum memadai juga belum bisa membagi anggarannya tapi kedepannya akan kita upayakan seperrti itu. Jadi kalau pengunjung ingin tahu tentang seseorang maka akan keluar semua Arsip tentang dia berbasis IT,” ujar Siti berharap.
Sementara itu Ratu Paradhiba dari Depok Heritage Community menyayangkan kurangnya perhatian Diskarpus terhadap maestro yang tinggal di Depok ataupun kesenian Depok.
” Jangan sampai yang bersangkutan sudah tidak ada begitu pula anak keturunannya, kita tidak punya arsipnya,” keluhnya.
Ratu memaparkan Depok punya maestro seperti Rendra , Iwan Fals dan banyak lagi atau budaya seperti Gong Si Bolong. “Kan ada maestronya dibalik kesenian gog sibolong tapi belum sempat di dokumentasikan secara khusus. Mungkin kita punya foto tapi sejarah ceritanya mungkin dari maestro atau anak cucunya perlu di arsip kan segera karena untuk kesenian belum tersentuh,” ujarnya.
Terkait hal tersebut Siti Chaerijah Aurijah menanggapi .Menurut Situ untuk para maestro seperti WS Rendra dan sejumlah seniman lain yang ada di Depok kita mau mencoba mengkomunikasikannya.
“Mudah- mudahan hal tersebut bisa dilaksanakan dengan anggaran yang memadai tanpa dukungan anggaran pastinya sulit. Dan inipun perlu dipastikan kapasitasnya tokoh nasional atau tokoh daerah akan kita fasilitasi. Mungkin WS Rendra jadi tokoh nasional bisa jadi arsipnya diserahkan ke ANRI tidak ke LKD Depok,” paparnya.
Pengarsipan Maestro menurut Siti , juga tergantung sikap keluarga yang bersangkutan.
” Misalnya Iwan Fals, akan kita komunikasikan jika keluarga ingin mengarsipkannya sendiri ya monggo tapi kalau menyerah kan pada kita ya kita fasilitasi,” pungkasnya. (d’toro)