tribundepok.com – Dalam debat terbuka kedua Pilkada Depok yang disiarkan dari studio iNewsTV, Kamis, 14 November 2024 malam, pasangan calon nomor urut 02, Supian Suri dan Chandra Rahmansyah, mengangkat isu banjir sebagai salah satu persoalan mendesak yang selama ini dikeluhkan oleh warga Depok. Mereka mengungkapkan bahwa titik-titik banjir di Depok telah mencapai 132 lokasi, menunjukkan betapa krusialnya penanganan infrastruktur air bagi kota tersebut.
Menurut Supian Suri, kondisi banjir di Depok disebabkan oleh ketidakterpaduan sistem drainase yang ada. Ia mengungkapkan rencananya untuk memperbaiki masalah ini dengan membangun sistem drainase terpadu yang diharapkan mampu mencegah banjir di berbagai titik.
“Saat ini terdapat 132 titik banjir di Depok akibat kurangnya integrasi dalam sistem drainase kita. Ini sudah menjadi keluhan lama dari masyarakat,” tegas Supian, saat memaparkan rencana program kerja Paslon 02 dalam debat tersebut.
Dalam sesi yang sama, pasangan calon petahana, Imam Budi Hartono (IBH) dan Ririn, justru tidak memberikan tanggapan terhadap isu banjir yang disoroti oleh Supian-Chandra. Padahal, permasalahan banjir semakin mendesak, terutama di tengah musim penghujan yang membawa dampak nyata bagi masyarakat di banyak wilayah di Depok.
Alih-alih menanggapi persoalan banjir yang diajukan oleh pasangan 02, IBH memilih merespons dengan menyindir rencana penataan penduduk yang diusung lawannya. Ia menyebut bahwa program pemerataan penduduk yang diusulkan oleh Paslon 02, termasuk pembangunan jalur ekonomi baru dari Terminal Jatijajar menuju Tapos, kurang relevan.
“Perasaan ini pemerataan penduduk ya, jadi ini ‘Jaka Sembung juga,’” ujar IBH, membuka tanggapannya dengan nada sindiran.
Sementara Supian-Chandra menawarkan solusi konkret untuk mengurai kepadatan di pusat kota dan membuka jalur ekonomi baru di wilayah Tapos, IBH sebagai petahana malah lebih banyak berbicara soal program pembangunan fasilitas publik seperti Alun-alun Depok yang baru, serta program Keluarga Berencana (KB) sebagai bagian dari strategi penyebaran penduduk.
Ia pun tidak memberikan respons langsung terkait strategi penanganan banjir, meski masalah tersebut telah menjadi sorotan utama masyarakat dalam beberapa bulan terakhir.
Supian Suri juga mengungkapkan bahwa selain penanganan banjir, Paslon 02 akan berfokus pada pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan keterampilan warga. Salah satunya adalah dengan mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk memberikan pelatihan keterampilan yang dapat menciptakan peluang kerja bagi warga Depok.
Supian Suri juga menyatakan bahwa mereka akan mengadakan berbagai acara berskala besar untuk kaum muda, agar mereka memiliki ruang berkreasi dan kesempatan berkarya. “Kami ingin memberi ruang bagi anak muda untuk mengembangkan hobi dan kreativitas, bahkan bisa menjadi sumber penghasilan,” kata Supian.
Namun, respons IBH yang tidak fokus pada isu banjir dinilai mengecewakan sebagian penonton debat, terutama warga Depok yang mengalami langsung dampak banjir. Ketika Paslon 02 menawarkan solusi teknis dan ekonomi, IBH terlihat lebih memilih untuk membahas inisiatif yang sudah berjalan, tanpa memberikan jawaban jelas mengenai cara menanggulangi banjir.
Di akhir debat, banyak yang mempertanyakan apakah paslon petahana memiliki komitmen kuat untuk menuntaskan masalah banjir yang kian mendera Depok setiap musim hujan tiba, atau justru berfokus pada program yang tidak langsung menyentuh masalah-masalah harian warga.
Sementara itu, dengan sikapnya yang konsisten dalam mengangkat isu banjir, Supian-Chandra semakin mengukuhkan posisi mereka sebagai calon yang siap membawa solusi bagi persoalan-persoalan nyata yang dialami masyarakat Depok.( JW )