BerandaJawa BaratBencana Longsor dan Banjir: Purabaya Sukabumi Terisolasi Total
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bencana Longsor dan Banjir: Purabaya Sukabumi Terisolasi Total

tribundepok.com – Hujan deras yang mengguyur Sukabumi selama tiga hari berturut-turut telah menyebabkan bencana besar di wilayah tersebut. Banjir dan longsor memutus akses jalan strategis, termasuk jalan alternatif yang menghubungkan Purabaya dan Bojonglopang. Kondisi ini membuat Purabaya terisolasi dan menambah derita warga setempat.

Banjir Terparah dalam Beberapa Tahun Terakhir

Daud (21), seorang warga sekitar, menyebutkan bahwa banjir kali ini adalah yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Debit air yang meluap dari saluran irigasi tak tertampung lagi hingga membanjiri jalan, dengan ketinggian mencapai 150 cm atau setara dada orang dewasa.

“Biasanya walaupun banjir, kendaraan roda dua atau empat masih bisa lewat. Tapi sekarang air terlalu tinggi. Awalnya dari saluran irigasi yang meluap, lalu air menggenangi jalan,” ungkap Daud.Kamis (5/12/2024)

Ia juga menambahkan bahwa intensitas hujan yang sangat tinggi selama tiga hari terakhir memperparah situasi.

Jalur Terputus, Alternatif Pun Sulit Ditempuh

Kapolsek Nyalindung, Joko, menjelaskan bahwa longsor juga menghalangi akses jalan utama Sagaranten/Nyalindung-Sukabumi. Kini, jalur Purabaya/Cimerang-Bojonglopang yang menjadi alternatif satu-satunya pun tak bisa dilalui.

“Sementara ini, kendaraan kami arahkan ke wilayah Takokak (Cianjur Selatan) sebagai jalur darurat,” ujarnya.

Babinsa Bojong Tipar, Serda Samsuri, mengungkapkan bahwa banjir mulai parah sejak Rabu malam. Debit air yang sebelumnya 70 cm naik drastis menjadi dua meter dalam waktu singkat. Meskipun telah diupayakan penyedotan air menggunakan pompa, kendala teknis seperti panjang selang menjadi penghambat utama.

“Kami sedang berusaha menyedot air dengan pompa. Ada dua pompa yang digunakan, tetapi selangnya kurang panjang. Untuk saat ini, jalan benar-benar tidak bisa dilewati,” katanya.

Jalan Alternatif Hanya untuk Kendaraan Besar

Bagi warga yang tetap membutuhkan akses mendesak, jalan alternatif yang tersisa pun penuh tantangan. Jalur dari Bojonglopang ke Cimunding, lalu ke Pagelaran, hanya bisa dilalui kendaraan besar seperti truk. Kendaraan kecil tidak disarankan karena kondisi jembatan yang mengkhawatirkan.

“Untuk menuju Sagaranten dari Bojonglopang, warga bisa lewat jalan Cijulang. Tapi hanya untuk mobil besar, sedangkan truk kecil atau motor tetap dilarang karena rawan bahaya,” jelas Serda Samsuri.

Imbauan untuk Warga

Masyarakat diminta untuk bersabar hingga air surut dan jalur kembali dibuka. Kepolisian dan aparat setempat terus memantau situasi dan berkoordinasi untuk menanggulangi dampak bencana ini.

“Untuk sementara, warga yang ingin melintas ke Sagaranten, Nyalindung, atau Bojonglopang diminta menunggu. Jika akses telah dibuka, kami akan segera memberikan informasi lebih lanjut,” tutup Samsuri.

Aksi Cepat Penanggulangan Bencana Diperlukan

Kondisi ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan infrastruktur yang lebih baik, terutama saluran irigasi yang mampu menahan debit air besar. Selain itu, kesiapan peralatan darurat, seperti pompa air yang memadai, sangat diperlukan untuk menangani situasi darurat seperti ini.

Bencana yang menimpa Sukabumi bukan hanya menjadi duka bagi warga terdampak, tetapi juga menjadi peringatan serius bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersinergi dalam mencegah bencana serupa di masa depan.***

spot_imgspot_imgspot_img
tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update