tribundepok.com – Kabupaten Simalungun kembali menjadi sorotan publik setelah sebuah polemik mencuat di tengah kontestasi politik pemilihan kepala daerah. Kali ini, perhatian tertuju pada calon Wakil Bupati Simalungun nomor urut 1, Azi Pratama Pangaribuan, yang menjadi pembicaraan hangat setelah dinilai menunjukkan sikap sombong dan tidak etis terhadap Ketua Partai Gerindra Kabupaten Simalungun, Benny Gusman Sinaga.
Persoalan ini bermula dari pernyataan kontroversial Azi yang diduga menyerang langsung Benny, yang notabene adalah atasannya di partai. Sikap tersebut menuai reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk dari anggota DPD Provinsi Sumatera Utara, Gusmiyadi, SE, yang tidak ragu memberikan kritik pedas dalam sebuah video yang viral di media sosial.
Kritik Tajam Gusmiyadi: “Kesombongan Menghancurkan Adab Politik”
Dalam video tersebut, Gusmiyadi menyebut tindakan Azi sebagai bentuk “kesombongan yang mencederai etika politik.” Ia mengingatkan bahwa sebagai kader, Azi seharusnya menghormati struktur kepemimpinan partai. “Benny Gusman Sinaga adalah Ketua Partai Gerindra Kabupaten Simalungun yang mendapat mandat langsung dari Presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Menyerang pimpinan partai adalah pelanggaran serius terhadap adab politik,” tegas Gusmiyadi pada wartawan kemarin
Lebih lanjut, Gusmiyadi menekankan bahwa kesombongan seperti yang diperlihatkan Azi bukan hanya merusak citra pribadi, tetapi juga mencoreng harapan masyarakat terhadap politisi muda yang diharapkan membawa perubahan.
“Generasi muda harus menjadi pembaharu, tetapi tanpa kehilangan adab. Sayangnya, sikap bung Azi justru menjadi contoh buruk,” tambahnya.
Program Bantuan Pendidikan yang Dipermasalahkan
Tak hanya soal adab, Gusmiyadi juga menyinggung klaim Azi terkait program bantuan pendidikan yang menjadi salah satu andalan kampanyenya. Ia menegaskan bahwa program tersebut bukanlah hasil pribadi Azi, melainkan buah kerja keras anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra yang membawa aspirasi masyarakat Simalungun ke tingkat pusat.
“Bantuan pendidikan itu adalah hasil kerja kolektif partai, bukan usaha pribadi bung Azi. Ketika program tersebut dipolitisasi dengan sikap sombong, ini justru merugikan dirinya sendiri,” kata Gusmiyadi.
Ia juga memperingatkan bahwa sikap ini berpotensi memicu konflik internal yang dapat mengancam elektabilitas pasangan calon yang diusung Partai Gerindra.
Di sisi lain, polemik ini dianggap memberi peluang besar bagi kandidat lain, terutama pasangan H. Anton Saragih dan Benny Gusman Sinaga, yang kini mendapat simpati publik.
Politik dan Adab: Pelajaran bagi Generasi Muda
Di tengah kritik yang mengalir deras, Gusmiyadi menekankan pentingnya adab sebagai landasan utama dalam berpolitik. “Adab itu lebih tinggi dari ilmu. Ilmu setinggi apa pun tidak akan berarti jika adab seseorang runtuh,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa integritas dan etika adalah modal utama seorang politisi untuk meraih kepercayaan masyarakat.
Drama ini sekaligus menjadi pembelajaran berharga bagi generasi muda yang bercita-cita terjun ke dunia politik. Politik bukan sekadar soal strategi dan ambisi, tetapi juga bagaimana menjaga kehormatan, integritas, dan hubungan baik dengan sesama. Kesombongan, menurut Gusmiyadi, hanyalah bumerang yang pada akhirnya akan menghancurkan.
Masyarakat Menanti Klarifikasi
Kini, publik menanti apakah Azi Pratama Pangaribuan akan memberikan klarifikasi atas berbagai tudingan yang diarahkan kepadanya atau tetap bertahan dengan sikapnya. Dalam dunia politik, keberanian untuk mengakui kesalahan sering kali menjadi nilai lebih yang dihargai masyarakat.
Polemik ini menunjukkan bahwa panggung politik lokal tidak hanya soal adu program dan visi, tetapi juga soal bagaimana seorang pemimpin menjaga kehormatan dan etika. Di tengah panasnya suasana, pertarungan menuju kursi pimpinan Kabupaten Simalungun semakin menarik untuk diikuti. Akankah sikap sombong ini menjadi batu sandungan besar bagi Azi, atau justru ia mampu bangkit dan membuktikan diri sebagai kandidat yang layak? Waktu yang akan menjawab.***