tribundepok.com – Warga Blok Keramat, RT 02/RW 05, Kelurahan Limo, Depok, menyampaikan keluhan terkait penutupan akses jalan yang berdampak langsung pada kehidupan mereka. Penutupan jalan yang dilakukan karena adanya TPS (Tempat Pembuangan Sementara) liar di wilayah tersebut, telah mengganggu aktivitas warga, khususnya mereka yang menggantungkan hidup dari usaha daur ulang sampah plastik.
Sayuti, salah satu warga Blok Keramat yang berusia 65 tahun, mengungkapkan kekhawatirannya. Menurutnya, kendaraan yang biasa mengangkut sampah untuk didaur ulang ke tempat mereka kini terhambat karena disamakan dengan truk-truk pengangkut sampah ilegal yang masuk ke TPS liar. Ia menegaskan bahwa usaha warga setempat tidak terkait dengan TPS liar tersebut, karena sampah yang tidak dapat didaur ulang selalu dibuang ke TPA Cipayung atau Bantar Gebang.
“Kami warga RT 02/RW 05 Blok Keramat meminta kepada Pemerintah Kota Depok agar memikirkan nasib kami yang mencari rezeki dari mendaur ulang sampah. Sampah yang tidak dapat didaur ulang kami buang ke TPA Cipayung atau Bantar Gebang, jadi tidak ada sampah yang bertahan di sini. Perlu diketahui, bau sampah bukan berasal dari tempat kami. Kami mendukung penutupan TPS liar, namun penutupan portal seharusnya dilakukan pada jalan menuju TPS, bukan di akses jalan utama,” jelas Sayuti Selasa (17/9/2024).
Penutupan akses jalan utama telah menyebabkan puluhan warga yang bekerja di sektor daur ulang sampah kesulitan menjalankan usaha mereka. Sayuti menekankan bahwa usaha daur ulang sampah plastik yang mereka jalankan tidak menimbulkan masalah lingkungan, dan warga sangat disiplin dalam mengelola sampah yang dihasilkan. Mesin pencacah sampah plastik yang dimiliki warga setempat juga membantu dalam mendaur ulang sampah, sementara sampah lainnya selalu dibawa ke TPA yang resmi.
“Kami di sini ada puluhan warga yang mengais rezeki dari daur ulang sampah. Sampah yang tidak bisa didaur ulang selalu kami kirim ke TPA Cipayung atau Bantar Gebang. Kami memohon agar portal yang menutup akses jalan utama dibuka kembali, karena usaha kami juga bergantung pada akses tersebut. Pada dasarnya, kami setuju dengan penutupan TPS liar, namun jangan sampai akses utama juga ditutup. Kami meminta agar penutupan dilakukan tepat di depan jalan menuju TPS liar, bukan di jalan utama,” lanjut Sayuti.
Warga Blok Keramat berharap Pemerintah Kota Depok segera turun tangan untuk meninjau langsung situasi di lapangan. Mereka meminta agar portal yang menutup akses utama dibuka kembali dan penutupan hanya dilakukan pada jalan yang mengarah ke TPS liar. Sayuti juga menegaskan bahwa warga mendukung penuh upaya penutupan TPS liar, tetapi pemerintah diharapkan bisa mempertimbangkan dampak bagi warga yang tidak terlibat dengan TPS tersebut.
“Kami meminta Pemerintah Kota Depok untuk datang dan melihat langsung kondisi di sini. Warga RT 02/RW 05 Blok Keramat, Kelurahan Limo, juga terdampak dari penutupan akses jalan itu. Kami mohon agar pemerintah memikirkan ulang keputusan ini demi keberlangsungan usaha kami,” tutup Sayuti.
Di sisi lain, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Abdul Rahman, hingga saat ini belum memberikan tanggapan terkait keluhan warga Blok Keramat. Saat dihubungi melalui telepon untuk konfirmasi mengenai penutupan akses jalan ini, Abdul Rahman tidak memberikan jawaban.
Warga Blok Keramat berharap permasalahan ini dapat segera ditanggapi oleh pihak terkait agar mereka bisa kembali menjalankan usaha daur ulang sampah tanpa hambatan, sekaligus mendukung kebijakan penutupan TPS liar yang dianggap merugikan lingkungan sekitar.( Ayu )