tribundepok.com – Kesenjangan antara harapan untuk memperlambat proses penuaan dan risiko efek samping kosmetik anti-aging sintetik dapat segera terobati berkat temuan revolusioner dari Dr. apt. Syamsu Nur, S.Farm., M.Sc., Doktor Ilmu Farmasi dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI). Dalam sidang promosi doktornya yang menghebohkan pada Jumat (12/1) di Ruang Sidang Besar FF UI, Dr. Syamsu membuka tabir tentang potensi ekstrak akar tanaman Curculigo latifolia, yang akrab disebut sebagai congkok atau marasi, sebagai bahan kosmetik anti-aging alami.
Meskipun penuaan adalah bagian alami dari perjalanan hidup, popularitas kosmetik anti-aging berbasis bahan alami semakin meningkat. Menurut Dr. Syamsu, masyarakat semakin cenderung memilih produk alami karena dianggap lebih aman dengan efek samping yang minimal. Dalam pandangan dunia kesehatan, WHO mencatat bahwa sekitar 80 persen populasi dunia sangat percaya pada pengobatan herbal, termasuk penggunaan bahan alami dalam produk kosmetik.

Indonesia, dengan keberuntungan memiliki keanekaragaman tumbuhan obat, menjadi lahan subur bagi penelitian bahan aktif kosmetik anti-aging. Dr. Syamsu, dalam penelitiannya, menemukan bahwa ekstrak akar tanaman congkok memiliki potensi luar biasa dalam menunda tanda-tanda penuaan.
Ekstrak akar tanaman Curculigo latifolia mengandung senyawa-senyawa unik seperti kurkapital, kurlatifolia-SN, luteolin, dan alfa-amirin glikosida. Senyawa-senyawa ini, yang baru ditemukan oleh Dr. Syamsu, terbukti memiliki aktivitas antioksidan, anti-tirosinase, anti-elastase, dan mendukung pertumbuhan sel fibroblast, membuatnya menjadi bahan anti-aging yang berdaya tinggi.
“Temuan ini membuka jalan baru untuk kosmetik anti-aging yang lebih efektif dan aman. Dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia, seperti tanaman Curculigo latifolia, kita dapat menciptakan solusi anti-aging yang memberikan manfaat maksimal dengan risiko efek samping yang minimal,” ungkap Dr. Syamsu.Selasa 23 Januari 2024
Sidang promosi doktor Dr. Syamsu Nur berlangsung dengan gemerlap dan prestasi gemilang. Dengan yudisium summa cum laude dan IPK 4,00, Dr. Syamsu menyelesaikan studinya di FF UI hanya dalam lima semester. Temuannya diharapkan akan menjadi pendorong bagi industri kosmetik untuk mengembangkan produk ramah lingkungan yang dapat membantu masyarakat meraih kecantikan tanpa mengorbankan kesehatan.( Joko Warihnyo )