tribundepok.com – Sekitar tiga ratus warga Mekarjaya menyerbu Kelurahan Mekarjaya, Senin (18/5) karena salah informasi. Mereka adalah warga yang masuk daftar penerima Banpres Sembako ,
padahal pembagian Banpres bukan di Kelurahan, melainkan diantar langsung kepenerima.
“ Sebenarnya saya sudah memberikan informasi yang jelas pada RT/RW saat Rakor mengenai pembagian sembako hari ini. Ini merupakan pembagian santunan KKS. Biasanya mereka menerima
bantuan per tiga bulan, sebulannya Rp 200.000,- dan dicairkan melalui BNI. Ini program PKH , namun selama Covid selama enam bulan bantuan tersebut dialihkan dalam bentuk sembako
seharga Rp 200.000 sampai Desember,” ujar Zaenal Arifin, Lurah Mekarjaya.
Menurut Doni dari Tagana yang membantu penyaluran sembako tersebut, agaknya ada warga yang salah informasi, mereka mendengar Banpres akan dibagikan, dan kebetulan melihat tetangganya datang ke Kelurahan, mereka pun ikut berbondong-bondong mendatangi Kelurahan, padahal hari ini bukan program sembako Banpres.
Akibatnya warga menumpuk di Kelurahan dan membuat bingung petugas. Bahkan berita tersebut , membuat Camat Sukmajaya Tito Ahmad Riyadi ikut terkejut dan akhirnya mendatangi Kelurahan Mekarjaya bersama Danramil 03 Sukmajaya, Kapten Inf. Suyono. Kondisi masyarakat yang banyak berkumpul tersebut membuat mereka miris, begitu pula bagi Gugus percepatan pencegahan Penyebaran Covid 19, Kelurahan Mekarjaya.
“ Sebenarnya pihak Kelurahan pun tidak gegabah dalam pemberian bantuan, kami menghindari penumpukan warga dengan membaginya dalam dua sessi. Sessi pertama warga RW 01 -15 pada pk 08 .00 – 11.00 dan selanjutnya RW 16 -31 pada pk 11.00 – 14.00. Tapi entah bagaimana mereka semua serempak datang pada pagi hari . Akibatnya menumpuk begini. Seudah begitu salah
informasi lagi,” keluh Doni yang akhirnya minta warga yang menunggu sembako Banpres untuk membubarkan diri.
Mereka berharap kedepan RT/RW lebih tanggap dalam menginformasikan pada warganya terkait program bantuan agar kejadian semacam ini tak berulang. (toro)