tribundepok.com – Universitas Indonesia (UI) melalui Klaster Riset Innovation and Comparative Governance (ICG) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dan Sustainable Development Goals (SDGs) Hub UI, terus berupaya memperkuat kapasitas desa dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Salah satu program pengembangan yang kini menjadi perhatian adalah potensi mangrove di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Teluk Pangpang, Banyuwangi, Jawa Timur. Program ini diwujudkan melalui advokasi dan pelatihan Fishbone Analysis yang dilaksanakan pada Agustus lalu.
Ketua Klaster Riset ICG FIA UI, Prof. Dr. Teguh Kurniawan, M.Sc., menyatakan bahwa program ini bertujuan untuk memaksimalkan manfaat mangrove di berbagai sektor, mulai dari ekologi, pariwisata, hingga pangan berkelanjutan. “Mangrove memiliki fungsi yang sangat penting tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi ekonomi masyarakat setempat. Oleh karena itu, pengelolaan yang tepat dapat membuka peluang bagi peningkatan kesejahteraan warga desa,” ujar Prof. Teguh.Selasa ( 17/9/2024)
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari riset kolaboratif antara UI dan Roskilde University, Denmark, terkait transisi hijau dalam tata kelola lingkungan. Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa banyak aparatur desa belum sepenuhnya memahami konsep SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) dan belum menerapkannya dalam perencanaan desa mereka.
Empat desa di wilayah KEE Teluk Pangpang, yakni Kedunggebang, Wringinputih, Kedungasri, dan Kedungringin, dipilih sebagai sasaran pelatihan. Tim UI, yang juga terdiri dari Salsabila Amanda Putri dan Lintang Shafa, memberikan pelatihan kepada perangkat desa dan masyarakat terkait pengenalan dan penerapan SDGs dalam pengelolaan desa. “Dengan pelatihan ini, kami berharap masyarakat mampu mengidentifikasi permasalahan desa terkait pembangunan berkelanjutan, serta menemukan solusi yang selaras dengan perencanaan desa,” tambah Prof. Teguh.
Teluk Pangpang sendiri merupakan kawasan dengan kekayaan hayati yang luar biasa, termasuk lebih dari 20 jenis mangrove yang tumbuh subur di sana. Salah satu jenis mangrove, “Acanthus ebracteatus”, telah dimanfaatkan oleh warga setempat dengan diolah menjadi produk pangan, seperti keripik dan minuman sari mangrove. Di Desa Wringinputih, jenis mangrove Sonneratia alba juga dibudidayakan karena memiliki kandungan antioksidan yang mampu menyembuhkan bisul.
Selain manfaat langsung bagi ekosistem, mangrove di Teluk Pangpang juga memiliki potensi besar dalam perdagangan karbon (carbon trade), sebuah mekanisme yang berkontribusi pada penanggulangan perubahan iklim dan menambah devisa negara. Ketua Kelompok Tani Hutan Makmur Desa Wringinputih, Hendro, menyebutkan bahwa beberapa jenis mangrove yang dibudidayakan di desanya kini dikembangkan untuk tujuan perdagangan karbon. “Perdagangan karbon menjadi salah satu peluang besar yang bisa kami manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan desa,” katanya.
Lebih dari itu, ekosistem mangrove juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan biota laut di kawasan Teluk Pangpang. Berbagai jenis biota, seperti kerang, udang, dan kepiting, dapat hidup dan berkembang biak di bawah naungan akar-akar mangrove. Salah satu contoh nyata adalah budidaya kepiting soka di Desa Kedunggebang, yang mampu dipasarkan hingga ke Bali dengan harga mencapai Rp120.000 per kilogram.
Melalui program pengabdian ini, Tim UI bersama Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Dr. Dodik Siswantoro, M.Sc., juga berfokus pada pengembangan ekonomi hijau (green economy) di kawasan tersebut. “KEE Teluk Pangpang memiliki potensi besar untuk mendukung ekonomi berkelanjutan melalui pemanfaatan mangrove. Diharapkan, masyarakat mampu meningkatkan pemanfaatan mangrove ini untuk membangun sektor pariwisata, ekonomi, ekologi, dan ketahanan pangan yang lebih baik di masa depan,” jelas Prof. Teguh.
Langkah ini sejalan dengan visi besar UI dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan pemberdayaan masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki potensi lingkungan yang belum tergarap maksimal. Dengan kolaborasi lintas sektor dan pendekatan berbasis riset, UI berharap potensi besar Teluk Pangpang, terutama mangrove-nya, dapat semakin optimal dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di daerah tersebut.( Red )