tribundepok.com – Suasana penuh haru dan bahagia mewarnai halaman SDN Utan Jaya, Kelurahan Pondokjaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Kamis sore (8/5/2025). Setelah beberapa hari digembok dan disegel oleh pihak ahli waris, gerbang sekolah akhirnya berhasil dibuka oleh aparat. Momen pembukaan ini menjadi titik balik bagi para siswa dan orang tua yang selama ini dilanda kecemasan dan ketidakpastian.
Di balik pagar besi yang selama beberapa waktu terkunci rapat, tersimpan kerinduan anak-anak untuk kembali belajar, bercengkerama dengan guru, dan menatap masa depan dari dalam ruang kelas. Puluhan orang tua tampak memadati depan sekolah sejak pagi, menunggu dengan harap-harap cemas.
Teriakan “buka… buka… buka” menggema saat petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok, dengan dukungan personel TNI dan Polri, mulai membuka paksa segel yang melilit pagar utama.
Aksi pembukaan dipimpin langsung oleh Kepala Satpol PP Kota Depok, Dede Hidayat. Dengan menggunakan linggis besar, petugas memutus rantai dan membuka gembok serta besi panjang yang sebelumnya dilas melintang di gerbang. Tepat pukul 09.30 WIB, gerbang akhirnya terbuka. Sorak sorai pecah, beberapa orang tua menangis bahagia. Di antara mereka, Yanti, salah satu wali murid, menyeka air mata sambil memeluk anaknya.
“Alhamdulillah, gerbang sekolah sudah dibuka. Terima kasih Pak Wali Kota, terima kasih Pemkot Depok yang cepat tanggap. Anak-anak akhirnya bisa sekolah lagi,” ucap Yanti dengan nada penuh haru.
Ia menambahkan, belajar dari rumah bukan pilihan ideal, apalagi bagi siswa sekolah dasar. “Kami sebagai orang tua sangat berharap kejadian ini tak terulang lagi. Jangan jadikan sekolah tempat permainan konflik. Korbannya selalu anak-anak,” tegasnya.
Reni, orang tua lainnya, juga mengungkapkan rasa syukur. Baginya, sekolah bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat tumbuh dan berinteraksi bagi anak-anak.
“Terima kasih kepada semua pihak Pak Wali Kota, Satpol PP, Polisi, dan TNI. Kalian bukan hanya membuka gerbang, tapi membuka kembali harapan kami sebagai orang tua,” ujarnya.
Sementara itu, pengamanan proses pembukaan dilakukan secara ketat oleh aparat gabungan. Kapolsek Pancoran Mas, AKP Hartono, menjelaskan bahwa sekitar 30 personel diturunkan untuk menjaga ketertiban selama pembukaan segel berlangsung.
“Kami lakukan pengamanan terbuka dan tertutup untuk memastikan kegiatan ini berjalan aman dan tertib. Kami tidak ingin ada gesekan atau gangguan,” jelas Hartono.
Ia juga memberikan peringatan kepada pihak ahli waris yang sebelumnya menyegel sekolah, agar tidak mengganggu ketertiban dan menempuh jalur hukum jika memiliki klaim sah.
“Silakan bawa ke ranah hukum. Tapi jangan libatkan anak-anak dalam konflik orang dewasa. Pendidikan mereka adalah hak yang harus dilindungi,” tegasnya.
Kasus penyegelan SDN Utan Jaya memang menuai kecaman dari berbagai kalangan. Banyak yang menilai bahwa konflik pertanahan tak seharusnya mengorbankan hak dasar anak-anak atas pendidikan.
Tindakan cepat Pemkot Depok dalam merespons persoalan ini mendapat apresiasi luas, menjadi bukti bahwa negara hadir untuk menjamin pendidikan sebagai hak utama warga negara.
Lebih dari sekadar membuka pagar besi, kejadian ini adalah pengingat bahwa menjaga pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Kini, SDN Utan Jaya kembali berdetak seperti sedia kala dengan tawa anak-anak, suara guru, dan semangat belajar yang menyala.
Masyarakat berharap ini menjadi peristiwa terakhir di Depok di mana sekolah harus terhenti bukan karena bencana, tapi karena ulah manusia dewasa yang lupa sekolah adalah tempat suci masa depan.***
Editor : Joko Warihnyo