spot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_img
BerandaSeputar DepokTak Mau Disebut Islam Hanya di KTP: Wartawan Depok...

Tak Mau Disebut Islam Hanya di KTP: Wartawan Depok Tingkatkan Keimanan Melalui Majelis Taklim

tribundepok.com – Keimanan dan ketaqwaan bukan sekedar tinta di KTP bagi puluhan jurnalis di Depok yang tergabung dalam Majelis Taklim Wartawan Depok (MT Balwan Depok). Bukan saja menjalankan kewajiban sholat lima waktu, mereka berkomitmen memperdalam pemahaman agama melalui kegiatan rutin yang mencakup pengajian bulanan, aksi sosial, dan program ziarah ke makam para wali dan wisata Riligi.

Inisiatif yang lahir dari keinginan kuat para jurnalis untuk tidak hanya dianggap Muslim di atas kertas ini, telah mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat dan pemangku kebijakan. Sebagai sebuah fenomena baru di Indonesia, keberadaan MT Balwan Depok mendemonstrasikan bagaimana jurnalisme dan keimanan dapat berjalan beriringan, memperkuat etika dan moral para wartawan.

Dalam upaya berkelanjutan untuk mengasah pemahaman religius, MT Balwan Depok juga merencanakan kegiatan jiarah atau wisata religi ke Pondok Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Agenda ini, yang dijadwalkan pada 23-24 Mei mendatang, diharapkan menjadi sarana untuk memperdalam ilmu keagamaan dari ulama setempat dan memperkuat ikatan persaudaraan di antara anggota.

Ketua Pembina MT Balwan Depok, Joko Warihnyo, menekankan pentingnya dasar agama yang kuat bagi seorang jurnalis. Menurutnya, prinsip Islam yang universal, sebagai rahmatan lil ‘alamin yang membawa kedamaian, seharusnya menjadi kode etik dalam jurnalisme.

“Seorang jurnalis harus melakukan konfirmasi dan klarifikasi sebelum menerima dan menyebarluaskan informasi, sesuai dengan ajaran QS al-Hujurat ayat 6,” ujar Joko Warihnyo Sabtu 4 Mei 2024

Lebih lanjut, Joko mengingatkan tentang pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan menghindari kata-kata yang bisa memicu konflik. Ia juga menegaskan bahwa dalam Islam, tidak ada tempat untuk gosip atau gibah.

“Ketika media menyampaikan kebatilan, itu bukan gosip tetapi pencerahan tentang apa yang baik dan buruk,” tegas Joko yang juga Ketua Mitra Pers Depok

Selain itu, Joko menyoroti bagaimana Alquran dan sunah mengajarkan cara berkomunikasi yang lembut dan minim mudharat, bahkan ketika membahas topik yang sensitif.

“Media seharusnya mengambil contoh ini dalam menyampaikan berita,” tambahnya.

Dengan peran yang sangat krusial dalam membentuk opini publik, Joko mengingatkan semua jurnalis tentang tanggung jawab besar yang diemban. Setiap berita yang disiarkan tidak hanya mencerminkan kebenaran tetapi juga menentukan balasan yang akan diterima di akhirat. Oleh karena itu, setiap jurnalis di MT Balwan Depok diajak untuk terus meningkatkan semangat imannya dalam berkarya. Dengan demikian, mereka tidak hanya diakui sebagai Muslim di KTP, tapi juga dalam tindakan dan kata-kata yang menginspirasi masyarakat luas.( Dian )

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
error: tribundepok.com