spot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_img
BerandaNasionalSyukuran Pergantian Presiden: Opera Jawa dan Panggung Rakyat sebagai...

Syukuran Pergantian Presiden: Opera Jawa dan Panggung Rakyat sebagai Simbol Perlawanan Rakyat

tribundepok.com – Setelah pelantikan resmi Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia menggantikan Joko Widodo,Minggu ( 20/10/2024) semarak perayaan tak hanya terjadi di kalangan istana, tetapi juga di antara kelompok masyarakat yang merasa selama ini suaranya terabaikan. Di Pejaten, Jakarta Selatan, sebuah kegiatan besar digelar oleh Partai Negoro, berkolaborasi dengan RH Channel dan beberapa elemen perubahan lainnya, untuk merayakan berakhirnya masa kekuasaan Presiden Joko Widodo.

Acara syukuran ini dibuka dengan gelaran seni budaya, yakni Opera Jawa, yang dikemas sebagai simbol pergantian kekuasaan dengan tajuk Orasi Pergantian Raja Jawa. Dimulai sejak pukul 07.00 hingga siang hari, acara tersebut menarik perhatian banyak kalangan, diiringi dengan potong tumpeng sebagai simbol rasa syukur. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan Panggung Rakyat bertema “Indonesia Tanpa Jokowi,” yang diadakan dari siang hingga sore hari, menampilkan berbagai orasi dan diskusi politik.

Menurut Alip Purnomo, Sekretaris Jenderal Partai Negoro sekaligus ketua pelaksana acara, kegiatan ini merupakan wujud kegembiraan rakyat atas berakhirnya masa pemerintahan Jokowi. “Jokowi adalah presiden yang lebih mengutamakan keluarga ketimbang rakyatnya. Begitu kami akan mengingatnya,” ujar Alip kepada wartawan. Baginya, acara ini menjadi panggung bagi suara-suara yang merasa tersingkirkan oleh kebijakan Jokowi selama dua periode pemerintahannya.

Partai Negoro menggandeng kanal-kanal demokrasi independen, seperti RH Channel yang dipandu Refly Harun, sebagai mitra strategis dalam menyuarakan aspirasi politik di tengah dominasi media arus utama. “Dengan platform ini, rakyat bisa mendengar suara yang berbeda dari media-media yang telah terkooptasi oleh rezim penguasa,” jelas Alip. Ia menekankan bahwa Partai Negoro bukan sekadar mengejar kekuasaan, tetapi bertujuan untuk menjadi corong aspirasi rakyat secara lebih progresif dan inovatif.

Dalam Panggung Rakyat, berbagai tokoh nasional turut hadir memberikan pandangan dan orasi politik, termasuk Amien Rais, Roy Suryo, Marwan Batubara, Said Didu, dan Nur Hayati Assegaf. Kehadiran mereka tidak hanya memperkaya wacana, tetapi juga menjadi bentuk solidaritas terhadap perjuangan perubahan. Kegiatan ini juga disiarkan langsung melalui berbagai platform media sosial, memungkinkan masyarakat luas untuk menyaksikan dan terlibat secara virtual.

Alip menegaskan bahwa momentum ini bukan sekadar perayaan, melainkan juga bentuk peringatan kepada pemimpin yang baru dilantik, Prabowo Subianto, agar tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dituduhkan kepada Jokowi. “Kami berharap ini menjadi awal dari pemerintahan yang lebih bersih dan fokus pada kesejahteraan rakyat,” pungkas Alip.

Gelaran Opera Jawa dan Panggung Rakyat ini diharapkan menjadi simbol perlawanan masyarakat sipil terhadap kebijakan yang dianggap tidak memihak rakyat. Melalui perhelatan budaya dan politik ini, mereka mengirimkan pesan kuat bahwa demokrasi harus terus dikawal, dan pemerintahan yang adil serta sejahtera adalah harapan terbesar dari rakyat Indonesia.

Acara yang berlangsung selama seharian penuh ini menutup babak sejarah dua periode pemerintahan Jokowi dengan harapan baru bagi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo. Rakyat kini menanti apakah janji-janji politik akan terwujud dalam realita, atau justru kembali terulangnya siklus kekecewaan yang sama.( Red )

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
error: tribundepok.com