tribundepok.com – Program wisata religi gratis yang digagas oleh pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok, H. Supian Suri dan Chandra Rahmansyah, menuai antusiasme dan dukungan dari kalangan lintas agama. Dalam upaya menciptakan kebersamaan dan mempererat toleransi, pasangan ini mengusulkan program wisata religi gratis bagi seluruh pemeluk agama di Kota Depok, sebuah gebrakan yang belum pernah ada sebelumnya di wilayah ini.
Pada Kamis (7/11), sejumlah pemuka agama yang tergabung dalam Forum Lintas Agama (Formula) Kota Depok berkumpul di kediaman Supian Suri di Cilodong. Di sana, tokoh-tokoh agama dari Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, hingga Konghucu hadir untuk menyatakan dukungan penuh terhadap program tersebut.
Ketua Formula Depok, Ustad Badruddin, menyatakan bahwa inisiatif ini dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat dari berbagai agama untuk melakukan perjalanan spiritual ke lokasi-lokasi ziarah yang memiliki makna penting bagi masing-masing kepercayaan.
“Ini adalah program yang sangat bagus dan menyentuh hati umat beragama. Sejak Depok menjadi kota, belum ada program serupa. Banyak lokasi ziarah yang penting bagi umat Islam, seperti Wali Songo. Kami mendukung penuh, karena program ini mengakui kebutuhan spiritual seluruh pemeluk agama,” ungkap Ustad Badruddin.
Tidak hanya bagi umat Islam, dukungan juga datang dari tokoh agama lain. Ketua Majelis Agama Buddha, Hermanto, menyampaikan bahwa program wisata religi bagi umat Buddha akan sangat bermanfaat, mengingat banyak lokasi ziarah Buddha berada di dalam negeri seperti Candi Borobudur dan Muara Jambi, serta beberapa tempat suci di luar negeri seperti Nepal dan India.
“Di sejumlah provinsi lain, program ini sudah berjalan dan difasilitasi oleh pemerintah daerah,” ujarnya.
Pemimpin Kristen Protestan juga menyambut baik gagasan ini. Ketua 1 PGI-S Depok, Pendeta Linda Purba, menyatakan bahwa program ini sesuai dengan harapan mereka untuk melihat Depok yang lebih toleran.
“Kami sudah lama merindukan Depok menjadi kota yang lebih toleran dan adil bagi semua agama. Kalau program ini terlaksana, saya rasa akan semakin baik,” kata Pdt. Linda, yang menyebutkan beberapa tempat religi Protestan, seperti Yerusalem dan Toraja.
Sekretaris Umum PGI Depok, Mangarap Sinaga, menambahkan bahwa wisata religi dapat menjadi sarana untuk mengingat ajaran agama dan menghargai nilai-nilai luhur dalam hidup. “Ini bentuk perhatian luar biasa dari Pak Supian dan Chandra kepada para pemimpin agama,” katanya dengan penuh harapan.
Ketua Ikatan Sarjana Katolik Indonesia, Darius Lekalawo, juga merasa bangga dengan program ini. Menurutnya, umat Katolik di Depok mendambakan program seperti ini yang dapat memfasilitasi perjalanan spiritual ke tempat-tempat suci seperti Gua Maria di Banten dan Kuningan.
“Selama 20 tahun terakhir, belum pernah ada program seperti ini. Kami bangga dan sangat mendukung,” ujarnya.
Dukungan serupa disampaikan oleh Eka Wijaya, rohaniawan Konghucu. Ia menegaskan pentingnya kegiatan wisata religi sebagai ajang mempererat kebersamaan dan mengenang jasa-jasa para tokoh agama yang telah mendahului.
“Dengan wisata religi ini, kami bisa berziarah ke tempat seperti makam Almarhum Gus Dur, yang sangat berjasa bagi negara dan agama kami. Program ini benar-benar penting bagi kami,” jelas Eka.
Dalam kesempatan yang sama, H. Supian Suri mengonfirmasi bahwa program wisata religi gratis untuk semua agama akan menjadi salah satu prioritas utamanya bila terpilih nanti. Ia memastikan program ini tidak hanya untuk satu agama saja, tetapi untuk seluruh agama di Depok.
“Insya Allah, anggaran bisa dialokasikan. Nanti kami akan atur teknisnya agar setiap warga Depok dapat berziarah dengan tenang dan nyaman,” ujar Supian.
Program wisata religi gratis ini tidak hanya menjadi gebrakan baru dalam upaya mempererat hubungan antarumat beragama di Depok, tetapi juga mencerminkan visi calon wali kota yang ingin menjadikan Depok sebagai kota yang mengedepankan toleransi, kebersamaan, dan penghargaan terhadap keberagaman.***