tribundepok.com— Di tengah gelombang kebijakan pembatasan kegiatan study tour oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, SMK Islamiyah Serua di Kecamatan Bojongsari, Depok, menjadi sorotan publik setelah muncul informasi bahwa sekolah hanya akan mengembalikan dana study tour siswa dengan pemotongan sebesar 30 persen.
Namun, informasi tersebut segera diklarifikasi.sekolah justru mengambil langkah berani dengan mengembalikan dana siswa secara utuh 100 persen, meskipun harus menanggung potensi kerugian akibat uang muka (down payment) yang telah dibayarkan ke pihak travel.
Isu ini pertama kali mencuat melalui unggahan akun media sosial @brorondm, yang menarasikan keluhan orang tua siswa terkait rencana potongan dana study tour akibat pembatalan mendadak.
Postingan itu langsung memantik perhatian masyarakat dan netizen, sebagian besar mengkritik potongan yang dinilai tidak adil bagi orang tua.
Namun, Kepala Sekolah SMK Islamiyah Serua, Nursalim, dengan tegas membantah isu tersebut.
“Dari hasil rapat yang kami laksanakan bersama komite sekolah, panitia, dan yayasan, kami sepakat untuk mengembalikan seluruh dana study tour siswa tanpa potongan, meski sekolah harus menanggung biaya yang sudah terlanjur dibayarkan ke pihak travel,” ujar Nursalim kepada wartawan Selasa ( 3/6/2025)
Sekolah Ambil Risiko, Demi Menjaga Kepercayaan Wali Murid
Lebih lanjut, Nursalim menjelaskan bahwa sekitar 30 persen dari total dana telah disetorkan ke pihak travel sebagai uang muka. Meski berisiko mengalami kerugian, pihak sekolah memilih menanggung beban finansial tersebut demi menjaga kepercayaan publik dan hubungan baik dengan orang tua siswa.
“Untuk yang 30 persen, biar kami (sekolah) yang selesaikan dengan pihak travel. Ini menjadi tanggung jawab kami,” jelasnya.
Terkait kegiatan perpisahan yang sebelumnya direncanakan bersamaan dengan study tour, sekolah menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada orang tua dan siswa, apakah ingin tetap menggelar acara perpisahan sederhana atau tidak.
Pengawasan Ketat : MKKS Turun Langsung ke Lokasi
Proses pengembalian dana dilakukan secara langsung kepada wali murid dan berlangsung kondusif. Ketua Bidang Hukum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Depok, Andi Tatang Supriyadi, turut memantau langsung prosesnya.
“Alhamdulillah berdasarkan pantauan saya, semua siswa dari enam kelas total sekitar 168 anak sudah menerima pengembalian dana secara penuh. Ini menjadi contoh penyelesaian yang baik dan transparan,” ujarnya.
Respons Positif Wali Murid
Langkah jujur dan cepat dari pihak sekolah mendapatkan respons positif dari para wali murid. Salah satu orang tua menyampaikan rasa syukurnya atas keputusan yang dianggap sangat bijak.
“Alhamdulillah, bersyukur sekali karena dana dikembalikan 100 persen. Ini menunjukkan bahwa sekolah benar-benar peduli dan bertanggung jawab,” ungkapnya.
Dampak Larangan Study Tour oleh Gubernur Jabar
Kebijakan larangan study tour oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjadi alasan utama pembatalan kegiatan di banyak sekolah, termasuk SMK Islamiyah Serua. Kebijakan ini diambil menyusul insiden kecelakaan rombongan pelajar di luar kota yang sempat viral beberapa waktu lalu, serta untuk mendorong sekolah menyusun kegiatan perpisahan yang lebih edukatif dan berbasis lokal.
Larangan tersebut menimbulkan sejumlah tantangan di tingkat sekolah, termasuk masalah teknis pembatalan dan pengembalian dana. Namun, keputusan SMK Islamiyah Serua untuk bertanggung jawab penuh atas dana siswa tanpa membebani orang tua menunjukkan sikap profesionalisme yang patut diapresiasi.***
Editor : Joko Warihnyo