BerandaNasionalSatu Perempuan dan Anak Tewas Setiap Jam di Gaza...

Satu Perempuan dan Anak Tewas Setiap Jam di Gaza : UN Women Serukan Gencatan Senjata dan Akses Kemanusiaan

Tribundepok.com— Derita tak berkesudahan terus menghantui wilayah Gaza sejak perang kembali meletus pada Oktober 2023. Hingga Mei 2025, lebih dari 28.000 perempuan dan anak perempuan telah kehilangan nyawa mereka akibat serangan yang dilancarkan oleh pasukan Israel, demikian laporan mengejutkan yang dirilis UN Women, Badan PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan.

Angka ini menunjukkan rata-rata satu perempuan dan satu anak perempuan terbunuh setiap jamnya, sebuah statistik yang mencerminkan kengerian nyata di lapangan. Dalam siaran pers yang dirilis Selasa (20/5/2025), UN Women menyebut bahwa ribuan dari korban adalah para ibu, meninggalkan anak-anak dan keluarga yang kini harus menghadapi masa depan dalam ketidakpastian, kehancuran, dan duka mendalam.

“Kehidupan dan masa depan mereka direnggut terlalu cepat,” kata UN Women. “Angka-angka ini tidak hanya mewakili statistik, tapi potret dari penderitaan manusia yang tak terperi.”

Sejak berakhirnya gencatan senjata pada Maret 2025, kondisi di Gaza memburuk dengan cepat. Blokade terhadap bantuan kemanusiaan yang telah berlangsung hampir sembilan pekan memperparah krisis.

Kelaparan kini menghantui seluruh populasi, termasuk perempuan dan anak-anak yang paling rentan terhadap malnutrisi, kekurangan air bersih, dan layanan kesehatan.

Dalam sebuah potret memilukan, seorang warga terlihat memindahkan bayi dari reruntuhan setelah serangan udara menghantam kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara pada 18 Mei 2025. Gambar-gambar seperti ini tak lagi langka, namun tetap menohok nurani.

Menurut UN Women, para perempuan di Gaza menghadapi berlapis-lapis ancaman : kelaparan, kematian saat melahirkan karena minimnya fasilitas medis, pengungsian paksa, hingga hilangnya sistem perlindungan dasar. Dalam kekacauan ini, mereka juga menjadi tulang punggung komunitas merawat yang sakit, melindungi anak-anak, dan berusaha mempertahankan kehidupan dengan sumber daya yang semakin menipis.

Meskipun demikian, UN Women menegaskan komitmennya untuk terus bekerja di lapangan bersama organisasi masyarakat sipil lokal yang dipimpin oleh perempuan, guna menyampaikan layanan dan dukungan vital. Namun, mereka juga mengakui bahwa skala penderitaan jauh melampaui kapasitas bantuan yang tersedia.

PBB melalui UN Women menyerukan sejumlah langkah mendesak, yakni :

1. Gencatan senjata segera dan menyeluruh,

2. Pemulihan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan,

3. Pembebasan tanpa syarat semua sandera dan mereka yang ditahan secara sewenang-wenang.

Tanpa tindakan cepat dari komunitas internasional, kata mereka, jutaan nyawa berada di ujung tanduk. Dunia kini dihadapkan pada pertanyaan moral besar,berapa banyak lagi yang harus mati sebelum perdamaian diberi ruang untuk bernapas?***

tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
error: tribundepok.com