tribundepok.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengejutkan dengan memberikan isyarat terbuka untuk turun gunung dan aktif terlibat dalam kampanye serta pemenangan salah satu pasangan calon dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pernyataan tersebut menjadi bahan pembicaraan hangat karena memberikan angin segar bagi wacana penyelenggaraan Pilpres dalam satu putaran, meskipun hasil survei terkini menunjukkan tanda-tanda yang belum cukup kuat untuk mendukung hal tersebut.
Dalam hasil survei terbaru dari The Economist yang dirilis hari Jumat (26/1/2024),dilansir dari Bisnis.com,Senin 29 Januari 2024 pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, hanya berhasil mengumpulkan 47% untuk tingkat elektabilitas, menurun dari survei sebelumnya yang mencapai 50%.
Survei “Indonesia Election 2024” oleh The Economist juga menunjukkan bahwa pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud Md, dan pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, memiliki elektabilitas yang sama, yakni 24%. Namun, elektabilitas Prabowo-Gibran masih belum mampu melewati angka 50% menurut sejumlah lembaga survei ternama dalam negeri.
Dalam rangkaian survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 48,55%, diikuti oleh Anies-Muhaimin dengan 24,17%, dan Ganjar-Mahfud sebesar 21,6%. Sementara survei dari LSI dan Charta Politika juga menunjukkan elektabilitas Prabowo-Gibran masih berada di bawah 50%.
Meskipun demikian, satu-satunya survei terbaru yang menunjukkan kenaikan elektabilitas bagi pasangan nomor 2 adalah dari Indonesia Survey Center (ISC), yang mencapai 52%.
Dengan elektabilitas yang masih di bawah 50% secara merata, langkah Presiden Jokowi untuk turun gunung dan mendukung salah satu pasangan calon dianggap dapat menguatkan potensi Pilpres dihelat dalam satu putaran.
Meskipun Jokowi belum secara tegas menyatakan dukungannya terhadap salah satu pasangan, beliau telah menegaskan bahwa presiden memiliki hak untuk berkampanye pada tahun politik pemilihan umum. Hal ini diungkapkan Jokowi dalam sebuah acara di Lanud Halim Perdana Kusuma pada Rabu (24/1/2024).
Kepala Negara menegaskan bahwa jabatan Presiden juga merupakan pejabat publik dan politik, sehingga melibatkan diri dalam aktivitas politik menjadi hal yang wajar. Namun, ketika ditanya apakah beliau akan memanfaatkan haknya untuk berpihak pada salah satu pasangan, Jokowi malah balik bertanya apakah selama ini beliau telah berpihak atau tidak.
Dengan pernyataan tersebut, langkah politik Presiden Jokowi di tengah dinamika Pilpres 2024 menjadi sorotan, sementara masyarakat menantikan keputusan akhir dari pemimpin mereka mengenai arah dukungan politiknya.*