tribundepok.com – Momen Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 menjadi sejarah baru bagi dunia ketenagakerjaan di Indonesia. Di bawah langit Monas yang cerah, ribuan buruh tumpah ruah di lapangan luas ibu kota. Namun bukan sekadar keramaian yang mencuri perhatian melainkan pidato Presiden Prabowo Subianto yang menyentuh hati, menggugah semangat, dan meneteskan air mata harapan dari ribuan wajah para buruh.
Presiden Prabowo, dalam pidatonya yang lantang namun penuh empati, menyampaikan janji besar,membentuk Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional, yang akan terdiri dari perwakilan serikat dan tokoh-tokoh buruh dari seluruh penjuru tanah air. Lembaga ini akan menjadi mitra strategis Presiden untuk menelaah setiap regulasi ketenagakerjaan yang dinilai tidak adil dan menghambat kesejahteraan kaum buruh.
“Tugas mereka mempelajari keadaan buruh dan memberi masukan langsung ke saya. Mana undang-undang yang tak melindungi, mana aturan yang menyulitkan semua akan dievaluasi. Dan kita akan segera memperbaikinya,” ujar Presiden Prabowo di atas panggung utama Monumen Nasional, Monas.Kamis (1/5/2025).
Tak hanya itu, Prabowo juga mengumumkan pembentukan Satuan Tugas PHK, sebagai upaya nyata negara untuk tidak lagi membiarkan pemutusan hubungan kerja terjadi secara sewenang-wenang.
“Tak perlu ragu. Negara akan turun tangan,” katanya tegas, disambut riuh tepuk tangan para buruh.
Di hadapan lebih dari 200.000 buruh yang hadir dari berbagai daerah, Prabowo mengenang perjuangan politik pribadinya. Lima kali mencalonkan diri sebagai Presiden, empat kali gagal. Namun, ia mengatakan, di setiap kegagalannya, kaum buruh tetap setia mendukungnya.
“Empat kali saya kalah, tapi buruh tak pernah berhenti mendukung saya. Sekarang, di kali kelima ini, kita menang. Maka saya katakan, saya ini adalah presiden kalian, presiden buruh!” seru Prabowo disambut haru dan yel-yel membahana.
Suasana berubah syahdu saat sang Presiden berbicara tentang misinya untuk menghapus kemiskinan, menjamin semua anak Indonesia tak lagi kelaparan, serta memberikan akses pendidikan dan kesehatan yang layak bagi seluruh rakyat.
“Saya akan bekerja sekeras-kerasnya agar tidak ada anak Indonesia yang lapar. Semua bisa sekolah gratis. Semua mendapatkan layanan kesehatan terbaik. Ini adalah janji saya kepada rakyat,” katanya
Ia juga menyoroti bahwa Indonesia memiliki kekayaan melimpah, namun belum sepenuhnya dinikmati rakyat.
“Kami menghitung kekayaan kita besar sekali, tapi malingnya juga banyak. Ini yang akan kita hentikan. Saya akan tegakkan hukum. Mereka yang mencuri kekayaan negara akan saya tindak,” ucap Prabowo
Peringatan May Day 2025 ini menjadi lebih bermakna karena untuk pertama kalinya dalam 60 tahun, seorang Presiden Republik Indonesia hadir langsung di tengah massa buruh saat Hari Buruh Internasional. Sejak pukul 10.00 WIB, Prabowo tiba di Monas dan menyapa hangat massa buruh sebelum naik ke panggung utama.
Acara ini dihadiri berbagai tokoh nasional, termasuk Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPR Puan Maharani, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan perwakilan serikat buruh nasional maupun internasional seperti Shoya Yoshida, Ely Rosita Silaban, Jumhur Hidayat, Said Iqbal, dan Andi Gani Nena Wea.
Di antara ribuan buruh yang hadir, seorang karyawan pabrik di Cikarang, Jawa Barat, Sunarti (38), tak mampu membendung air matanya. Ia mengaku terharu mendengar langsung pidato presiden yang terasa tulus dan membela nasib kaum buruh.
“Ini awal yang baik, ini baru presiden kita semua, membela buruh. Saya terharu, bukan hanya saya, tapi teman-teman saya juga. Baru kali ini kami merasa suara kami benar-benar didengar dari panggung tertinggi negara,” ujar Sunarti dengan mata berkaca-kaca.
Ia berharap, janji-janji itu bukan hanya kata-kata, tapi akan diwujudkan dalam tindakan nyata. “Semoga Pak Prabowo selalu diberi kesehatan dan panjang umur. Rakyat kecil seperti kami butuh pemimpin yang benar-benar mau berdiri bersama kami,” tutupnya.
Hari Buruh 2025 bukan hanya menjadi ajang perayaan. Ia menjadi tonggak dimulainya era baru hubungan negara dan kaum buruh hubungan yang lebih sejajar, manusiawi, dan penuh penghargaan. Dan dari panggung Monas, harapan itu menggema, menyebar bersama semangat dan tetes air mata yang mengandung harapan akan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.***
Editor : Joko Warihnyo