tribundepok.com – Peta politik untuk Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2024 semakin jelas setelah empat pasangan bakal calon (bapaslon) resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat. Persaingan memperebutkan kursi gubernur dan wakil gubernur di provinsi terbesar di Indonesia ini diprediksi akan berlangsung sengit, mengingat profil dan kekuatan politik yang dibawa oleh masing-masing pasangan.
1. Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan: Mengandalkan Pengalaman dan Dukungan Koalisi Gemuk
Pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan menjadi pasangan pertama yang mendaftarkan diri ke KPU Jabar. Dedi Mulyadi, mantan Bupati Purwakarta dua periode (2008-2018), adalah sosok yang tak asing di kancah politik Jawa Barat. Setelah berkiprah di Purwakarta, Dedi melanjutkan karir politiknya di level nasional sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar pada periode 2019-2023, sebelum akhirnya terpilih kembali pada Pileg 2024 melalui Partai Gerindra.
Erwan Setiawan, yang dikenal sebagai anak dari pengusaha dan tokoh olahraga Umuh Muhtar, juga memiliki rekam jejak politik yang kuat. Ia pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Bandung (2009-2014) dan Wakil Bupati Sumedang (2018-2023). Pasangan ini diusung oleh koalisi besar yang terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, dan PSI, serta dukungan dari sembilan partai nonparlemen seperti Hanura, Gelora, dan PKN.
2. Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie: Menggabungkan Kekuatan Politik dan Teknokrasi
Pasangan kedua, Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie, juga tak kalah menarik. Syaikhu, seorang politikus senior yang saat ini menjabat sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sudah pernah merasakan panasnya kontestasi Pilgub Jabar pada 2018 ketika berpasangan dengan Sudrajad. Meski belum berhasil saat itu, pengalaman tersebut menjadi modal berharga bagi Syaikhu untuk kembali bertarung di Pilgub Jabar 2024.
Di sisi lain, Ilham Habibie, putra Presiden ke-3 RI B.J. Habibie, membawa aura teknokrasi ke dalam pasangan ini. Meski baru pertama kali terjun dalam politik praktis, Ilham diharapkan mampu menarik simpati pemilih yang menginginkan figur pemimpin berintegritas dan berwawasan teknologi. Pasangan ini diusung oleh PKS, NasDem, dan PPP, menjadikannya salah satu bapaslon dengan dukungan partai-partai besar.
3. Acep Adang Ruhiyat-Gita KDI: Perpaduan Politikus Senior dan Artis Populer
Pasangan ketiga, Acep Adang Ruhiyat dan Gitalis Dwi Natarina alias Gita KDI, diusung secara tunggal oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Acep, seorang politikus senior yang sudah dua periode duduk sebagai anggota DPR RI (2014-2019 dan 2019-2024), dikenal luas di kalangan konstituen PKB di Jawa Barat, terutama di wilayah Tasikmalaya, daerah asalnya.
Gita KDI, seorang artis dan mantan anggota DPR RI, membawa warna tersendiri dalam pasangan ini. Dikenal sebagai penyanyi dangdut dengan suara merdu, Gita telah menjadi bagian dari PKB sejak 2011. Meski gagal terpilih kembali pada Pileg 2014, Gita tetap memiliki pengaruh di kalangan pemilih muda dan penggemar musik dangdut.
4. Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja: Kolaborasi Birokrat dan Komedian untuk Jawa Barat
Pasangan terakhir, Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja, menjadi sorotan karena diusung oleh PDI Perjuangan, partai pemenang Pemilu 2024 di Jawa Barat. Jeje, yang merupakan Bupati Pangandaran dua periode, memiliki pengalaman panjang dalam pemerintahan lokal. Sebelum menjadi Bupati Pangandaran, Jeje memulai karir politiknya sebagai anggota DPRD Ciamis selama dua periode dan sempat menjabat sebagai Wakil Bupati Ciamis pada 2014-2015.
Ronal Surapradja, seorang artis dan komedian yang telah lama malang melintang di dunia hiburan, mencoba peruntungannya di dunia politik. Meski gagal dalam Pileg 2024, Ronal tetap diusung oleh PDI Perjuangan untuk mendampingi Jeje dalam Pilgub Jabar. Keduanya diharapkan mampu menarik simpati pemilih dari kalangan muda dan masyarakat urban.
Dengan kekuatan politik yang bervariasi dan latar belakang yang berbeda, keempat pasangan calon ini siap bersaing memperebutkan hati rakyat Jawa Barat. Pilgub Jabar 2024 diprediksi akan menjadi salah satu kontestasi politik paling menarik, tidak hanya karena profil para calon, tetapi juga karena dampaknya yang besar bagi masa depan provinsi yang menjadi barometer politik nasional ini.( Red )