spot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_img
BerandaBekasiPeringati Hari Pers 2025,  FPWI Gelar Diskusi Keberagaman

Peringati Hari Pers 2025,  FPWI Gelar Diskusi Keberagaman

tribundepok.com – Forum Penulis dan Wartawan Indonesia (FPWI) menggelar diskusi keberagaman dalam memperingati Hari Pers Nasional 2025. Acara yang bertema “Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa” tersebut diselenggarakan di jl Ratna, Kota Bekasi, Kamis ( 27/02/25 ) dan dihadiri oleh berbagai tokoh pers, pemimpin media, dan perwakilan organisasi wartawan.

Di era digital ini, pers harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi tanpa meninggalkan prinsip dasar jurnalistik, yaitu keakuratan, keberimbangan, dan independensi,”ujar Dr. H. Khodiran, Pembina FPWI.

Ia menekankan pentingnya peran pers dalam menghadapi arus digitalisasi.

” Perkembangan teknologi harus dimanfaatkan secara optimal oleh insan pers untuk menghadirkan jurnalisme yang berkualitas, cepat, dan tetap berpegang teguh pada etika jurnalistik, ” tegasnya.

Sementara itu Ketua Umum FPWI, Rukmana, S.Pd.I., CPLA, lebih menyoroti kapabilitas wartawan. Menurutnya wartawan harus bisa meningkatksn kemampuannya agar bisa mengimbangi   perkembangan jaman.

“Sebagai insan pers, kita harus terus meng-upgrade kemampuan, khususnya dalam jurnalistik digital, dengan memanfaatkan teknologi AI untuk mendukung kerja-kerja jurnalistik yang lebih efektif,”paparnya.

Lebih lanjut, Rukmana menegaskan bahwa pers harus tetap menjaga perbedaannya dengan opini netizen,  wartawan dan penulis tetap menjaga integritas jurnalistik,

menjaga profesionalisme dan independensi pers.serta terus menyajikan informasi yang akurat, berimbang, dan bertanggung jawab demi kemajuan bangsa.

Selain itu, Rukmana juga meminta kepada aparat Kepolisian Republik Indonesia untuk mengusut tuntas kasus kekerasan terhadap wartawan yang hingga kini masih ada yang belum terselesaikan.

*”Kami meminta aparat penegak hukum untuk menegakkan keadilan dan supremasi hukum, terutama terhadap kasus kekerasan terhadap wartawan, seperti kasus pembunuhan wartawan Udin pada tahun 1996, Febrianto Budi Anggoro (wartawan Antara Biro Riau), Herwanto (wartawan Riau Pos), dan puluhan kasus lainnya yang belum menemukan titik terang,”* tegasnya.

Menanggapi hal tersebut Sekjen FPWI, Dr. Sastra Suganda, CPLA, menegaskan pentingnya kehadiran Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers dalam melindungi wartawan dari kriminalisasi dan tekanan hukum yang tidak adil.

” Dengan meningkatnya kriminalisasi terhadap wartawan, maka keberadaan LBH Pers sangat penting untuk memberikan perlindungan hukum bagi insan pers yang menjalankan tugas jurnalistiknya,”ungkapnya.

Dengan demikian, FPWI berharap bahwa diskusi keberagaman ini dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebebasan pers dan meningkatkan kualitas jurnalisme di Indonesia.

Selain berdiskusi terkait keberadaan dan peran serta wartawan di era digital , sesuai tema kegiatan,  FPWI juga membahas peran aktifnya  sebagai insan pers dalam mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa.

” Pers harus mampu memberikan dukungan terhadap program-program ketahanan pangan, karena ini berkaitan langsung dengan masyarakat dan kebutuhan hidupnya. Dukungan itu banyak caranya, salah satunya dengan pemberitaan yang informatif dan akurat sehingga masyarakat bisa memahami program tersebut,” pungkas Rukmana

( d’toro )

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
error: tribundepok.com