tribundepok.com – Pasar Tradisional Cisalak, yang telah diremajakan menjadi Pasar Modern Cisalak, seharusnya menjadi salah satu sentra perdagangan yang ramai dan nyaman di Kota Depok. Namun, kenyataannya, kondisi pasar tersebut jauh dari harapan.
Sejak diresmikan oleh Pemerintah Kota Depok, banyak keluhan yang mengemuka dari para pedagang dan pengunjung. Dari kios-kios yang kosong hingga kondisi becek dan banjir, membuat pengalaman berbelanja menjadi jauh dari kata nyaman.
Ketua Forum Penggerak Usaha (FPU), Boyo, menyatakan bahwa keluhan-keluhan tersebut telah disampaikan kepada pihak terkait di Pemkot Depok, namun tanggapan yang diterima terbilang minim.
“Kita sudah pernah menyampaikan masalah keadaan Pasar Cisalak kepada pihak terkait, namun kurang mendapat tanggapan yang serius,” ucap Boyo kemarin.
Boyo menyoroti tidak hanya masalah kebersihan dan kenyamanan bagi pengunjung, tetapi juga nasib para pedagang. Dia menggambarkan suasana yang kumuh dengan air tergenang bercampur darah ayam dan tumpukan kandang ayam yang memenuhi lahan parkir. “Katanya ini Pasar Modern, kok begini pengelolaannya? Lihat ke lantai atas banyak kios yang kosong, kan kasihan pedagang mereka mau cari untung malah buntung,” keluhnya.
Para pedagang merasa terpinggirkan dengan sepinya pengunjung, bahkan banyak di antara mereka yang akhirnya harus gulung tikar.
Situasi ini semakin memperumit dengan ketidakhadiran Kepala UPT Pasar Cisalak saat dimintai keterangan oleh media, menandakan kurangnya profesionalisme dalam penanganan masalah di pasar tersebut.
Diharapkan, Pemerintah Kota Depok mau memberikan perhatian serius terhadap kondisi Pasar Modern Cisalak dan nasib para pedagangnya. Kesejahteraan masyarakat dan kemajuan ekonomi kota ini tidak boleh terabaikan demi nama modernitas yang hanya sekadar jargon.*