tribundepok.com – Jalan Juanda di Kota Depok, yang dulu terkenal sebagai salah satu titik rawan kejahatan jalanan, kini menjelma menjadi kawasan yang penuh dengan aktivitas produktif dan positif. Transformasi ini tak lepas dari peran seorang petani lokal, Pujo Dinomo, atau yang akrab disapa Pakde Bowo, bersama Komunitas Kampoeng Kita Depok (K3D). Berkat kerja keras mereka, kawasan yang dulunya menjadi momok menakutkan ini kini menjadi simbol harapan dan keberkahan.
Jalan Juanda: Dari Zona Horor ke Kawasan Produktif
Selama bertahun-tahun, Jalan Juanda dikenal sebagai daerah rawan kriminalitas, terutama begal. Ketakutan kerap menghantui warga dan pengguna jalan, membuat kawasan ini suram dan minim aktivitas. Namun, keadaan itu mulai berubah ketika Pakde Bowo melihat potensi tersembunyi di lahan-lahan tidur sekitar kawasan tersebut.
“Dulu daerah sini sering disebut horor karena rawan begal. Sekarang, alhamdulillah, berkat aktivitas pertanian dan kolaborasi dengan komunitas, suasana menjadi lebih aman dan positif,” ujar Pakde Bowo diacara panen raya perdana cabai merah dilahan urban farming jalan Juanda Rabu ( 11/12/2024).
Bermodalkan pengalaman di bidang pertanian, Pakde Bowo mulai mengolah lahan tidur di Jalan Juanda menjadi area urban farming. Langkah ini membawa perubahan signifikan: tidak hanya menghidupkan kembali kawasan yang sepi, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi warga sekitar.
Urban Farming: Solusi Ketahanan Pangan dan Keamanan
Program urban farming yang digagas oleh Pakde Bowo dan K3D membuktikan bahwa pertanian perkotaan dapat menjadi solusi multifungsi. Di satu sisi, program ini membantu meningkatkan ketahanan pangan dengan menghasilkan komoditas seperti cabai, sayuran, dan tanaman hortikultura lainnya. Di sisi lain, keberadaan aktivitas positif di lahan tersebut berhasil menekan angka kriminalitas di kawasan itu.
“Ketika ada aktivitas yang positif, otomatis kejahatan berkurang. Orang-orang jadi sibuk bekerja dan saling berinteraksi. Ini menjadi cara kami melawan kejahatan, bukan hanya dengan polisi, tetapi juga dengan komunitas,” jelas Pakde Bowo.
Lahan yang dulu gelap, sepi, dan sering menjadi tempat aktivitas ilegal kini berubah menjadi area produktif yang ramai oleh kegiatan bercocok tanam. Warga sekitar turut serta dalam program ini, menjadikannya tidak hanya sebagai aktivitas ekonomi, tetapi juga sosial.
Peran Aparat dan Pemerintah dalam Mendukung Transformasi
Keberhasilan program ini tak lepas dari dukungan aparat keamanan yang memastikan kawasan tetap kondusif. Kolaborasi antara petani lokal, komunitas, dan pihak kepolisian menciptakan sinergi yang mampu mengubah stigma buruk kawasan tersebut.
Pemerintah Kota Depok juga mulai melirik program ini sebagai model yang dapat diterapkan di wilayah lain. Urban farming dianggap mampu memberikan solusi nyata terhadap berbagai permasalahan kota, mulai dari ketahanan pangan hingga pengangguran dan kriminalitas.
“Harapan kami, program seperti ini bisa diperluas ke wilayah lain. Banyak lahan kosong di Depok yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Kalau kita serius, kita bisa menjadikan Depok lebih aman, hijau, dan produktif,” ujar Pakde Bowo.
Inspirasi bagi Masyarakat Depok
Kisah transformasi Jalan Juanda menjadi inspirasi besar bagi warga Kota Depok. Wilayah yang dulu dikenal sebagai zona merah kini menjadi simbol perubahan melalui kebersamaan dan kolaborasi.
Pakde Bowo berharap keberhasilan ini dapat memotivasi masyarakat di wilayah lain untuk memanfaatkan potensi lahan tidur yang selama ini terbengkalai. “Ternyata dengan niat dan kerja sama, kita bisa membuat perubahan besar. Lahan yang dulunya menakutkan, sekarang jadi ladang berkah,” tutupnya.
Kisah Pakde Bowo dan Jalan Juanda adalah bukti nyata bahwa pendekatan sosial dapat menjadi cara ampuh untuk mengatasi tantangan perkotaan. Di tangan komunitas yang peduli, lahan tidur tidak hanya menjadi produktif tetapi juga mampu mengubah kehidupan banyak orang. Kini, Jalan Juanda tidak lagi menjadi simbol ketakutan, melainkan harapan bagi masa depan yang lebih baik di Kota Depok.( Joko Warihnyo )