spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
BerandaMusik,Film & Seni BudayaOpera Angklung 'Pancasila Voice of Humanity di Universitas Indonesia...

Opera Angklung ‘Pancasila Voice of Humanity di Universitas Indonesia Memukau Penonton

tribundepok com – Gedung Makara Art Center (MAC) di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, diramaikan oleh harmoni angklung dan suara merdu anak-anak pada pertunjukan opera “Pancasila Voice of Humanity (Angklung Simbiosis)” pada Sabtu (9/12) lalu. Kolaborasi antara MAC UI dan Luminare Domus, rumah sekolah nonformal yang memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak pemulung di Lebak Bulus, Jakarta, sejak 2002, menyajikan pertunjukan yang unik dan bermakna.

Dalam pertunjukan ini, 87 siswa Luminare Domus, yang juga tersebar di Rempoa, Kampung Bandan, dan Maumere, Nusa Tenggara Timur, menjadi aktor dan musisi. Melalui lagu-lagu daerah dan nasional seperti “Lilin-lilin Kecil”, “We Are The World”, dan “Indonesia Pusaka”, mereka menyampaikan pesan kemanusiaan yang memukau penonton.

Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, Prof. Dr. Paulus Wirutomo, M.Sc

Prof. Dr. Paulus Wirutomo, guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, memberikan monolog mengenai arti Luminare Domus, menyebutnya sebagai “rumah yang menerangi”. Ia menggambarkan anak-anak sebagai lilin kecil yang, meski tak menonjolkan diri, tetap bersinar di tengah kegelapan. Kepala Makara Art Center UI, Dr. Ngatawi Al-Zastrouw, menambahkan sentuhan filosofis dengan menjelaskan bahwa anak-anak ini adalah “bunga-bunga” yang tumbuh di taman Pancasila.

“Pancasila Voice of Humanity” bukan hanya sekadar pertunjukan seni, melainkan juga wujud ketulusan hati nurani sebagai tempat bersemayamnya Pancasila. Dr. Zastrouw menekankan bahwa dalam Luminare Domus, Pancasila hidup dan berkembang melalui pengabdian, ketulusan, dan hati nurani.

Perwakilan dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta berbagai komunitas dan aktivis turut hadir dalam pagelaran ini. Penampilan anak-anak Luminare Domus meninggalkan kesan mendalam di hati penonton, memberikan inspirasi bahwa dalam keterbatasan, seni dan kemanusiaan tetap bisa berkembang. “Di tengah-tengah keterbatasan, mereka dapat menampilkan pertunjukan seni yang indah dan menyentuh. Ini luar biasa,” kata Galuh dari BPIP.( Joko Warihnyo )

tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
error: tribundepok.com