tribundepok com – Hingga Kamis, 5 Desember 2024, proses penghitungan suara Pilkada DKI Jakarta mendekati selesai. Berdasarkan data di situs resmi pilkada2024.kpu.go.id, sebanyak 14.825 dari 14.835 TPS (99,93 persen) telah melaporkan hasilnya. Dari hasil sementara tersebut, pasangan calon (paslon) Pramono Anung-Rano Karno memimpin dengan perolehan suara 50,07 persen, disusul oleh Ridwan Kamil-Suswono dengan 39,40 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana dengan 10,53 persen.
Meski paslon Pramono-Rano unggul secara persentase suara, potensi Pilkada DKI berlangsung dua putaran tetap menjadi pembahasan hangat. Pasalnya, selisih tipis dari ambang batas kemenangan satu putaran membuat banyak pihak berspekulasi, termasuk partai politik dan pengamat.
Proses Rekapitulasi Belum Usai
Hasil yang ditampilkan di situs KPU merupakan penghitungan sementara dari formulir C dan D yang bertujuan untuk memberikan informasi awal kepada publik. Sementara itu, rekapitulasi resmi masih berjalan bertahap, dimulai dari tingkat kecamatan pada 28 November hingga 3 Desember 2024, lalu dilanjutkan ke tingkat kabupaten/kota hingga 6 Desember 2024, dan ditutup di tingkat provinsi pada 15 Desember 2024. Penetapan resmi baru akan diumumkan setelah seluruh tahapan selesai.
Partai Gerindra: “Pilkada DKI Dua Putaran”
Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan keyakinannya bahwa Pilkada DKI 2024 kemungkinan besar berlangsung dua putaran. Berdasarkan penghitungan internal tim pemenangan Ridwan Kamil-Suswono, pasangan ini memperkirakan bahwa mereka akan bertarung kembali melawan pasangan Pramono-Rano di putaran kedua.
Dasco menegaskan, strategi baru akan dirumuskan untuk meningkatkan peluang kemenangan di putaran kedua. “Kami akan mengevaluasi hasil kerja pada putaran pertama dan menyusun langkah-langkah strategis yang lebih matang,” ujar Sufmi Dasco Ahmad,saat menggelar konferensi pers kemarin
Senada dengan Dasco, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, juga menyebut bahwa dua putaran adalah skenario yang sangat mungkin terjadi, mengingat persentase suara Pramono-Rano yang berada di ambang batas kemenangan satu putaran.
Pengamat: Risiko Polarisasi Meningkat
Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Silitonga, menyoroti potensi dampak sosial dan politik jika Pilkada DKI berlangsung dua putaran. Menurutnya, pengalaman Pilkada 2017 menjadi pelajaran penting. Polarisasi yang terjadi kala itu, antara pendukung Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), masih meninggalkan jejak perpecahan hingga kini.
“Jika ada dua putaran, polarisasi akan semakin tajam. Ini akan mengingatkan kita pada perbedaan pandangan antara dua kubu besar di Pilkada sebelumnya,” kata Jamiluddin.
Selain itu, ia menyoroti tingginya biaya politik yang harus dikeluarkan jika Pilkada berlangsung dalam dua putaran. “Secara ekonomis, satu putaran lebih ideal karena menghemat anggaran dan memperkecil polarisasi,” jelasnya.
Deklarasi Kemenangan Pramono-Rano
Sementara itu, pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang diusung oleh PDI Perjuangan, telah mendeklarasikan kemenangan satu putaran. Dengan perolehan suara 50,07 persen menurut penghitungan cepat, mereka optimistis tidak akan ada putaran kedua.
Namun, tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil-Suswono mengklaim bahwa dengan data real count yang mereka miliki, Pilkada DKI Jakarta tetap akan berlangsung dua putaran. Ketua tim pemenangan, Riza Patria, menyatakan, “Kesimpulan ini kami ambil berdasarkan data internal yang sudah mencapai 99 persen.”
Menanti Kepastian KPU
Ketidakpastian ini menggambarkan dinamika demokrasi di DKI Jakarta. Dengan hitungan resmi dari KPU yang masih berjalan, publik harus menunggu apakah Pilkada DKI akan selesai dalam satu putaran atau berlanjut ke putaran kedua.
Bagaimanapun hasil akhirnya, Pilkada ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi politik, tetapi juga refleksi tentang bagaimana masyarakat Jakarta mengelola perbedaan pendapat di tengah beragam tantangan sosial dan politik. Yang pasti, siapa pun yang terpilih, tugas besar menanti untuk menyatukan kembali masyarakat demi kemajuan Jakarta.***