BerandaJawa BaratMenterjemahkan Keresahan Dengan Seni

Menterjemahkan Keresahan Dengan Seni

tribundepok.com – Tak ada batasan dalam seni. Inilah yang terjadi, siswa siswi Sekolah Alam Disabilitas Permadani mampu berkolaborasi dengan anak -anak normal lainnya dari sejumlah siswa SMA di Kabupaten Bogor seperti SMAN 1 Citeureup, SMAN 4 dan SMA Plus PGRI Cibinong, dalam pementasan teater dan seni tari.

Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 2025 Kabupaten Bogor menyelenggaran kolaborasi seni yakni tampilan teater Matahari Malam yang karya Arif Akbar Bisa dan Bingung Tunggal Ika karya Angger Samudra.

Lakon Bingung Tunggal Ika , besutan sutradara Angger SM ini secara simbolik mengisahkan kegalauan yang timbul di masyarakat karena hilangnya indentitas ke Indonesiaannya . Mereka mencari jati diri Indonesia yang lenyap terkikis dan kehilangan wujudnya. Semua berupaya mencari dengan persepsinya masing-masing. Suatu penggambaran yang miris sekaligus peringatan dini di Hari Sumpah Pemuda ini agar kita semua terutama generasi muda tetap menjaga dan tak kehilangan identitas ke Indonesiaanya.

Uniknya dalam menterjemahkan Bingung Tunggal Ika, Angger tak segan merangkul siswa disabilitas dari Sekolah Alam Permadani, seolah menggambarkan keresahan ini tak hanya dimiliki oleh orang-orang normal saja tapi juga disabilitas. Indonesia memang milik seluruh bangsa Indonesia dan disabilitas pun punya hak yang sama di negeri ini.

Menurut Raharjo , ketua penyelenggaranya, Pertunjukan yang menggugah ini di pentaskan di Auditorium Sekda Kabupaten Bogor atas permintaan Bupati Bogor, Rudy Susmanto, yang ingin mengangkat seni di peringatan Hari Sumpah Pemuda. Pertunjukan yang merupakan kolaborasi beberapa sekolah ini menunjukkan bahwa generasi muda masih peduli akan persatuan Indonesia dan budaya Nusantara .

Di saksikan oleh sejumlah pejabat dari antara lain perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri bidang Sosial dan Budaya, Dinas Pendidikan, Dinas Budaya dan Pariwisata dan juga Perwakilan Bupati Bogor serta sejumlah pecinta seni, para remaja ini tampil menawan. Dibuka dengan sendratari Nusantara yang indah sebagai wujud kekayaan budaya dilengkapi dengan pembacaan teks Sumpah Pemuda.

Pementasan Teater Bingung Tunggal Ika pun mampu membuat penonton sejenak merenungkan kondisi politik, agama, ekonomi sekaligus fenomena sosial yang belakangan terjadi di negara kita, sambil menghela napas .

Ada yang unik , nuansa tiba-tiba berubah haru saat pementasan Bingung Tunggal Ika usai dan sejumlah anak- anak disabilitas turun panggung . Sejumlah pejabat yang menonton dinkyrsi VIP kontan memeluk anak-anak ini dan memberi selamat.

Semoga ini tak sekedar ucapan tapi juga pintu kesempatan. Sejatinya anak -anak Disabilitas ini mampu berekspresi mampu mengisi ruang di negeri ini. Mereka ada dan mereka mampu berprestasi asalkan diberi kesempatan mengembangkan diri.

Selama ini Pemkab Bogor sudah memberikan apresiasi dan perhatian pada mereka lewat panggung seni , olahraga dan pelatihan keterampilan serta memperhatikan pendidikan dan kesehatan nya . Semoga kedepan kesempatan mereka makin terbuka termasuk untuk meraih pendidikan tinggi dan kesempatan kerja.
Semoga di kenyataan Bingung Tunggal Ika tak terjadi dengan semakin kokohnya Bhinneka Tunggal Ika. ( d’toro )

tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
error: tribundepok.com