tribundepok.com — Menyongsong tantangan demografi Indonesia menuju tahun 2045, Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menggelar seminar bertajuk “Generasi Silver Aktif dan Sejahtera pada Indonesia Emas 2045” di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (30/8). Seminar ini tak hanya menjadi ajang diskusi strategis, tetapi juga memperingati 60 tahun berdirinya Lembaga Demografi FEB UI, sebuah institusi yang telah lama menjadi pusat kajian terdepan di bidang demografi di Indonesia.
Lonjakan Populasi Lansia di Indonesia
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, hampir 12 persen dari total populasi Indonesia, atau sekitar 29 juta orang, masuk dalam kategori lanjut usia (lansia). Angka ini diperkirakan akan terus meningkat, hingga mencapai 20 persen dari total populasi pada tahun 2045. Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah lansia yang signifikan di kawasan Asia, menuntut berbagai kebijakan dan strategi untuk menghadapi masa depan dengan lebih siap.
Seminar untuk Indonesia Emas 2045
Dalam sambutannya, Pelaksana Harian Dekan FEB UI, Arief Wibisono Lubis, Ph.D., menekankan pentingnya seminar ini sebagai langkah awal untuk merumuskan kebijakan yang tidak hanya memastikan kesejahteraan lansia, tetapi juga memanfaatkan potensi mereka secara optimal dalam pembangunan nasional. “Tema seminar ini sangat relevan dengan tantangan yang akan dihadapi Indonesia ke depan. Generasi Silver ini memiliki potensi yang luar biasa jika didukung dengan kebijakan yang tepat,” ujar Arief.
Pentingnya Kebijakan Komprehensif
Wakil Menteri Keuangan I Republik Indonesia, Prof. Suahasil Nazara, S.E., M.Sc., Ph.D., yang hadir sebagai salah satu narasumber utama, menyoroti pentingnya kebijakan pemerintah yang komprehensif untuk mendukung pertumbuhan usia produktif, mulai dari fase prenatal hingga usia lanjut. Menurutnya, keberhasilan di usia produktif sangat menentukan kualitas hidup di masa tua. “Investasi di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial yang adaptif, serta reformasi sistem pensiun memiliki peran krusial dalam mewujudkan silver demographic dividend yang berkelanjutan,” tegas Prof. Suahasil.
Tantangan Long-Term Care (LTC)
Sementara itu, Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo, peneliti senior di Lembaga Demografi FEB UI, menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi oleh generasi lansia, terutama dalam hal penurunan kapasitas fungsional akibat gaya hidup tidak sehat. Kondisi ini menimbulkan kebutuhan akan perawatan jangka panjang (long-term care/LTC), yang berpotensi menjadi beban signifikan bagi keluarga dan pemerintah. “Kebijakan LTC di beberapa negara tidak selalu termasuk dalam cakupan jaminan kesehatan universal, sehingga beberapa negara seperti Jepang dan Korea telah mengembangkan skema asuransi sosial khusus untuk kebutuhan ini,” jelas Prof. Sri.
Pemikiran Inovatif untuk Masa Depan
Seminar ini juga menghadirkan narasumber lain, seperti Kepala Institute of Advanced Studies in Economics and Business (IASEB) FEB UI, Turro Selrits Wongkaren, Ph.D., dan Social Protection Programme Manager dari International Labour Organization, Ippei Tsuruga. Mereka membahas berbagai strategi inovatif dan kebijakan sosial yang dapat diterapkan untuk menghadapi tantangan demografi di masa depan.
Dengan hadirnya berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pejabat pemerintah, akademisi, hingga peneliti, seminar ini diharapkan dapat menghasilkan pemikiran konstruktif yang akan menjadi landasan kuat bagi Indonesia dalam mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas 2045. Arief Wibisono Lubis juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam perjalanan panjang LD FEB UI, serta berharap lembaga ini terus memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara di masa mendatang.
Kesimpulan
Melalui diskusi yang mendalam dan kolaborasi antar sektor, Indonesia diharapkan dapat menyambut tahun 2045 dengan generasi lansia yang tidak hanya sejahtera, tetapi juga aktif berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Dengan demikian, transformasi menuju Indonesia Emas akan menjadi lebih inklusif, dengan memanfaatkan potensi seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi silver yang semakin bertambah jumlahnya.( JW )