tribundepok.com – Membawahi 26 induk olahraga, KORMİ ( Komite Olah Raga Masyarakat Indonesia ) Kota Depok berharap kedepannya ditahun 2024 anggaran yang didapat bisa ditingkatkan.
Awal berdirinya di tahun 2013 lalu KORMİ Depok yang dulu bernama FORMI hanya membawahi 4 induk olahraga antara lain senam jantung sehat, senam tera dan Persatuan Olahraga Pernapasan Indonesia.
” Kini setelah 10 tahun , kami menaungi 26 indorga dibawah 3 komisi, yakni olahraga tradisional kesenian budaya, yang kedua olahraga kesehatan dan kebugaran dan yang ketiga olahraga petualangan dan tantangan. Tentunya dengan sekian banyak indorga kami butuh anggaran yang lebih besar,” ujar Pujo İmam Santoso, wakil ketua Kormi.
” Pembinaan yang seharusnya kan ada dua, secara organisasi dan juga olahraganya. Ttapi Kormi belum sanggup jika harus melakukan keduanya sekaligus karena keterbatasan dana, paling yang bisa kita beri adalah Festival. Di sana ada pertandingan pertandingan dan untuk yang kecil paling eksebisi dan juga ada uang pembinaan walau tidak besar,” ujarnya.
Jika dibandingkan dengan KONİ memang ada perbedaan mendasar, selain besar anggaran tentunya. Olahraga yang ada di bawah naungan KONI mengacu pada standar internasional sedangkan KORMİ, setiap induk olah raga memiliki standar sendiri.
” Jadi lebih dinamis, tiap induk olahraga menetapkan standard sendiri dari pusat hingga daerah.,” tambahnya
Tak salah jika KORMİ ingin lebih maksimal dalam pembinaan indorganya. Ada tanggungjawab moral disitu, selain membina olahraga . Ada misi khusus melestarikan olahraga tradisional atau olahraga dengan kearifan lokal milik bangsa ini. Olahraganya masyarakat Indonesia, seperti senam jantung sehat, tera, Nakasimo, pencak silat, skateboard, portina dan lainnya.
Berdirinya KORMİ secara nasional terjadi di era Gus Dur. Pasca pembubaran Kemenpora. Saat itu KONI sudah ada sebagai induk olahraga tapi untuk olah raga kesehatan seperti senam tera, senam jantung, Satria Nusantara dan beberapa lainnya belum ada induknya. Beberapa kelompok berinisiatif membentuk Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FORMİ) baru kemudian berubah menjadi Kormi.
“Di Depok Misbahul Munir, dan beberapa teman termasuk saya membentuk Formi tahun 2013, awalnya kemudian berubah menjadi KORMİ seperti ditingkat pusat,” jelasnya.
Berbeda dari KONI, KORMİ Depok yang diketuai M. Olik Abdul Holik ini tetap berupaya untuk eksis meski dalam keterbatasan. Contohnya saat menerima penghargaan dari Walikota Depok belum lama ini, ada 4 indorga di bawah naungan Kormi yang beroleh penghargaan. ” Antara lain senam jantung, senam tera, kempo dan olahraga tantangan seperti skateboard dan BMX,” paparnya.
Di Kormi memiliki 3 komisi dan yang paling besar adalah komisi OKK ( Olahraga Kesehatan dan Kebugaran ) tempat latihannya ada sekitar 150 an yang lain paling sekitar 50 tempat latihan.
Melihat minat berolahraga masyarakat yang tinggi , tak salah jika pemerintah menargetkan ingin dicapai Indonesia di tahun mendatang yakni Bugar 2024 .
” Targetnya menurut Disporyata adalah 70% persen masyarakat berolahraga , setidaknya seminggu 3 x selama 20 menit. Jika itu tercapai di sini maka Kota Depok sudah bisa dianggap bugar. İni untuk semua usia. Dan KORMI sangat mendukung program tersebut, agar tercipta masyarakat yang lebih bugar dan sehat,” pungkasnya. ( d’toro )