google-site-verification=Q8IqhJlJ-8kubb5NQVbJk3WGTzny8GJUwXqKF5Nb4Nk
BerandaMusik,Film & Seni BudayaKOOD Dukung Pelestarian Budaya Depok Lewat Kurikulum Sekolah dan...
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

KOOD Dukung Pelestarian Budaya Depok Lewat Kurikulum Sekolah dan Media Sosial

tribundepok.com – Kementerian Kebudayaan RI, melalui Direktur Jenderal Kebudayaan, bersama Kumpulan Orang Orang Depok (KOOD) mengenalkan ulang budaya lokal yang sudah ditetapkan jadi warisan budaya tak benda Indonesia ( asal Depok ) , ada dua yaitu Gong si bolong dan Tari Topeng Cisalak . Bahkan keduanya pernah pernah diajukan sebagai warisan tak benda ke UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).

Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kota Depok, keduanya sudah sepantasnya dilestarikan, hal ini sesuai dengan amanat dan aturan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 87 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 5 Tahun 2017, Yakni Penetapan Warisan Budaya Tak benda Indonesia merupakan program berkelanjutan yang akan mendukung keberhasilan dari Program Pemajuan Kebudayaan.

Untuk itu Sabtu 28/12/24 , diselenggarakan talk show / Sosialisasi Warisan Tak Benda Kota Depok , Gong Sibolong dan Tari Topeng Cisalak yang dihadiri sejumlah pembicara seperti
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Yudi Wahyudin, H Ahmad Dahlan (Baba Dahlan). Ketua KOOD, Ismail Pewaris dan Pelaku Seni Gong SiBolong, Andi Supardi pimpinan Topeng Cisalak, Pradi Supratna anggota DPRD Propinsi Jawa Barat dan Supian Suri Walikota Depok Terpilih Pilkada 2024 yang juga peduli pada budaya Betawi. Nampak hadir juga Arief Qadarman PJ Ketua dan pengurus PORTINA, M . Reza Shidqi dari Laskaru Indonesia, para tokoh dan masyarakat pelaku seni budaya lainnya.

KOOD Dukung Pelestarian Budaya Depok Lewat Kurikulum Sekolah dan Media Sosial

Dalam kesempatan tersebut Yudi mengapresiasi KOOD yang berkontribusi dan berpartisipasi dalam upaya pelestarian tersebut. ” Mudah mudahan bisa ditindaklanjuti teman teman Pemda dan lintas sektoral gotong royong karena terkait penetapan ini harus ditindaklanjuti dengan pengembang an, pemanfaatan, pembinaanya . Kalau dari pusat sifatnya nasional jadi tidak bisa terlalu rutin, lebih banyak ke regulasi fasilitasi atau kerjasama saja,” ujar Yudi.

Ia pun mengajak semua pihak berkolaborasi sesuai dengan kapasitas, kewenangan masing masing sebagai langkah awal.

” Berikutnya harus mulai membuka ruang ruang yang bisa diakses oleh pelaku dan lembaga kebudayaan karena pelatihan ataupun penetapan jika tidak dikasih ruang untuk diekspose tentu tidak akan menarik generasi muda, Yang ketiga mungkin terkait konten , usulan ke Baba Dahlan mungkin perlu dibuat workshop atau pelatihan untuk pelaku budaya yang rajin dengan medsosnya untuk dilatih cara membuat konten yang relatif bagus yang menonjolkan obyek budayanya , bisa juga dilakukan kolaborasi dengan berbagai pihak,” tambahnya.

Masukan dari Dirjen Kebudayaan tersebut diamini oleh semua peserta di era media sosial seperti sekarang pelestarian budaya melalui konten konten kreatif di media sosial tentunya lebih mengena untuk masyarakat. Baba Dahlan pun setuju kedepannya Budaya Betawi harus lebih eksis di media sosial.

” Media sosial memang bisa menarik minat, tapi perlu juga dilanjutkan dengan pelestarian secara nyata pada generasi muda lewat sekolah -sekolah . Sejak dini di perkenalkan dan diajarkan lewat kurikulum seni atau eskul,” ujar ketua KOOD.

Senada dengan Baba Dahlan, Ismail sebagai pimpinan, pewaris dan pelaku seni Gong SiBolong mengakui tak mudah mempertahankan kesenian yang sudah cukup tua, bahkan sudah ada sejak jaman Prabu Siliwangi tersebut.

“Yang paling susah nyari regenerasi. Salah satu cara bisa mencari regenerasi melalui sekolah sekolah jadi masuk kurikulum atau eskul. Kemarin juga ada siswa yang PKL di tempat kita seperti SMK 57 Ragunan bahkan sudah ada sudah dua angkatan , ini dikarenakan di Jakarta seni karawitan sudah masuk eskul wajib, jadi mereka mencari yang terdekat. Sayangnya, meski ini kesenian dari Depok , sekolah -sekolah Depok justru belum mendukung ini,” keluhnya.

Ismail berharap setelah ada penetapan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia ,kesenian asal Depok ini dapat dukungan dari pemerintah daerah sehingga bisa dimasukkan dalam kurikulum / eskul.

Harapan KOOD dan para pelaku seni budaya ini ditanggapi secara positif oleh Pradi Supriatna, selaku anggota DPRD propinsi Jawa Barat ia berjanji akan berkoordinasi dengan DPRD Kota Depok dan juga Pemerintah Kota Depok untuk memuluskan upaya pelestarian tersebut

Menurut Pradi kehadiran nara sumber acara ini yang punya basic pengetahuan tentang budaya Gong SiBolong, juga kehadiran perwakilan kementerian dari Perlindungan Budaya serta para pelaku dan pengamat budaya Depok besar manfaatnya.

” Ini momentum luar biasa bagi kebangkitan tatanan budaya yang harus kita pelihara buat anak cucu. Begitu pula ketua KOOD nya Baba H.Dahlan sangat bersungguh-sungguh, dia bukan hanya milik Depok tapi sudah kemana-mana, ke DKI, Bekasi bahkan Jawa Barat memperjuangkannya. Yang kita harapkan kedepan adanya kolaborasi dan kemitraan dengan pemerintah, kota, propinsi bahkan pusat. Langkah langkah cerdas sudah dimulai, kita menyiapkan kerangka yang betul betul untuk pemelihara budaya bangsa khususnya budaya Betawi,” ujar Pradi . Ia berharap setelah ini langkah kongkret pelestarian bisa di dukung semua pihak. ( d’toro )

spot_imgspot_imgspot_img
tribun depok
tribun depokhttp://tribundepok.com
tribundepok.com - faktual update
tribundepok.com